Papua No.1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Pedagang ayam potong mengeluh sepi pembeli. Pendapatan mereka pun menjadi menurun drastis.
“Selama ini saya bisa menjual 30-40 ekor dalam sehari. Sekarang, hanya 20-30 ekor sehari karena pembelinya sepi,” kata Sumali, 35 tahun, pedagang ayam potong di pasar kaget di Doyo Baru, Jumat (3/4/2020).
Harga ayam potong masih relatif stabil. Di pasar yang berada di depan Polres Jayapura tersebut, seekor ayam potong dibanderol Rp60 ribu. Beratnya rata-rata sekitar 1,5 kilogram.
Walaupun pasokannya telah dikurangi, dagangan Sumali tidak selalu laris setiap hari. Sisa dagangan itu kemudian disimpan di lemari pendingin (freezer) agar tetap segar sehingga bisa dijual kembali pada keesokan hari.
“Dari 20 ekor yang dijual setiap hari itu, paling 10-15 ekor yang habis (laku). Sisanya saya simpan di freezer,” kata lelaki asal Blitar, Jawa Timur, tersebut.
Sumali mengaku keuntungannya dalam sehari menjadi tidak menentu sejak pemberlakuan pembatasan waktu berjualan selama pandemi covid-19. Dia berharap wabah tersebut segera berakhir.
“Keuntungan menjadi tidak menentu. Paling hanya (dapat) untuk makan (sehari-hari keluarga),” ungkapnya.
Kecuali ayam potong, sejumlah kebutuhan pokok mulai merangkak naik di Sentani. Itu semisal gula pasir, telur ayam ras, bawang merah, dan bawang putih.
Warga Sentani Sem Kogoya berharap pemerintah setempat melakukan upaya untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok agar tetap terjangkau oleh masyarakat. “Masyarakat jangan sampai dua kali menjadi korban. Sudah pendapatan berkurang akibat (terdampak pandemi) covid-19, mereka masih dibebani dengan harga kebutuhan pokok yang mahal.” (*)
Editor: Aries Munandar