Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Pendiri yang juga ketua umum Federasi Serikat Buruh Demokrasi Seluruh Orang Asli Papua (FSBDSOAP), Kope Wenda menyatakan kehadiran organisasi itu selain bertujuan memberikan perlindungan kepada pekerja asli Papua, juga untuk membangkitkan solidaritas antara sama pekerja asli Papua dalam berbagai bidang usaha.
Hal tersebut dikatakan Kope Wenda usai rapat sosialisasi dan konsolidasi organisasi Dewan pengurus pusat atau DPP FSBDSOAP Provinsi Papua, di sekretariat sementara Jalan Ifar Gunung, Sentani, Kabupaten Jayapura pada Sabtu (9/11/2019).
Menurut Kope Wonda, kehadiran FSBDSOAP juga untuk mendukung kebijakan Gubernur Papua, Lukas Enembe yang ingin orang asli Papua diberdayakan dan menjadi tuan di tanahnya sendiri, juga kebijakan pembangunan pemerintah pusat di Papua dengan memberdayakan orang asli Papua.
“FSBDSOAP akan memperjuangkan para pekerja orang asli Papua yang memenuhi kriteria untuk dapat menempati posisi-posisi strategis di perusahaan BUMN/BUMD atau swasta yang ada di Papua,” kata Kope Wenda.
Setelah berbadan hukum dan terdaftar di Kementerian Dalam Negeri RI dengan nomor.3200-00-00/450/VII/2019 yang diterbitkan pada 23 Juli 2019, kepengurusan FSBDSOAP kini telah terbentuk di 29 kabupaten dan satu kota di Papua.
Dalam waktu dekat DPP FSBDSOAP akan menggelar rapat internal membahas pelaksanaan pelantikan pengurus organisasi itu. Setelah itu, barulah pengurus merencanakan program kerja dan target yang akan dicapai dalam jangka pendek dan jangka panjang. Termasuk langkah yang akan diambil mengadvokasi buruh orang asli Papua saat ada masalah.
“Kami juga sambil menunggu Raperdasus buruh yang telah disahkan DPR Papua dan Pemprov Papua. Raperdasus itu kini tingga menunggu registrasi dari Kementerian Dalam Negeri,” ujarnya.
Sekjen Barisan Merah Putih (BMP), Yonas Nusy yang hadir dalam rapat sosialisasi dan konsolidasi organisasi Dewan pengurus pusat DPP FSBDSOAP Provinsi Papua menyatakan mendukung hadirnya organisasi tersebut.
Katanya, ini merupakan bagian dari munculnya kesadaran orang asli Papua akan pentingnya proteksi terhadap pekerja asli Papua dan hak-haknya.
“Profesi apa saja yang dilakukan orang asli Papua wajib hukumnya dilindungi. Semakin banyak serikat buruh, para pekerja semakin mendapat perlindungan,” kata Yonas Nusy.
Ia berharap kehadiran FSBDSOAP semakin menyadarkan orang asli Papua pentingnya berserikan dan membangun solidaritas antara pekerja asli Papua, sebagai wadah pemersatu memperjuangkan dan melindungi hak-hak mereka.
“Ada beberapa perusahan besar di Papua yang mesti menjadi perhatian, misalnya PT Freeport Indonesia atau perusahaan sawit di Papua,” ujarnya. (*)
Editor : Edho Sinaga