Papua No.1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Penyelenggaraan Festival Ulat Sagu menaikan citra Yoboi sebagai kampung wisata di Kabupaten Jayapura. Festival selama tiga hari tersebut juga menjadi sumber pemasukan bagi warga setempat dengan menjual produk kerajinan dan kuliner lokal.
“Selain dermaga warna-warni, Kampung Yoboi memiliki Festival Ulat Sagu sehingga semakin dikenal banyak orang. Kami bersyukur karena ini mendatangkan berkat (rezeki) saat menjelang Natal,” kata Ester Ohee, 45, warga Kampung Yoboi, Sabtu (28/11/2020).
Festival Ulat Sagu berlangsung pada 26-28 November. Iven ini dimanfaatkan warga dengan menjual ulat sagu, pepeda, ikan dan aneka kerajinan tangan.
“(Kuliner) ulat sagu memang belum begitu terkenal. Ini berbeda dengan papeda atau (makanan olahan) dari ikan,” kata Ohee.
Ibu lima anak tersebut mengatakan ulat sagu merupakan sumber protein bernilai gizi tinggi sehingga sangat bermanfaat dikonsumsi, terutama ibu hamil dan habis melahirkan. Namun, ulat sagu relatif sulit diperoleh setiap hari. Butuh waktu lama untuk mengambil dan mengumpulkannya.
Pendiri Papua Jungle Chef Charles Toto juga mengakui Festival Ulat Sagu berdampak besar terhadap perekonomian warga setempat. Namun, penyelenggaraannya masih harus banyak dikemas supaya lebih menarik minat wisatawan.
“Suasana tradisional mesti dijaga sehingga bisa menjadi ikon wisata daerah. Jadi, orang bisa belajar apa saja mengenai sagu (di Yoboi),” kata Charles. (*)
Editor: Aries Munandar