Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, menyangkal tuduhan sebagai markas baru Al Qaeda. Tuduhan itu sebelumnya disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, yang menyebut Iran saat ini menjadi pusat kegiatan kelompok teroris Al-Qaeda.
“Dari menuduh Kuba hingga deklasifikasi Iran dan tudingan kegiatan AQ (Al-Qaeda), Tuan ‘pembohong, curang, pencuri’ secara menyedihkan mengakhiri karirnya yang buruk dengan menebar kebohongan. Tidak ada yang bisa dibodohi. Seluruh teroris yang terlibat peristiwa 9/11 datang dari negara sahabat Pompeo di Timur Tengah, tidak ada yang berasal dari Iran,” cuit Zarif melalui akun Twitter, sepert dikutip pada Kamis (14/1/2021) kemarin.
Sedangkan pernytaan Pompeo sebelumnya dikaitkan dengan laporan surat kabar The New York Times yang mengulas soal pembunuhan terhadap wakil petinggi Al-Qaeda, Abdullah Ahmed Abdullah alias Abu Muhammad Al-Masri yang dilaporkan dibunuh dalam operasi gabungan antara Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) dan Israel (Mossad) di Teheran, Iran.
“Al Qaeda memiliki basis baru. Itu adalah Republik Islam Iran,” kata Pompeo pada Selasa (12/1/2021). Menurut Pompeo, Al Qaeda justru mendapat ‘perlindungan’ dari pemerintah Iran. Kondisi itu berbeda ketika kelompok itu membangun kekuatan di Afghanistan dengan bersembunyi di daerah pegunungan.
Baca juga : Pejabat AS benarkan Israel di balik pembunuhan ilmuwan Iran
Iran luncurkan kapal induk pengangkut rudal
Donald Trump nyaris perintahkan serangan ke Iran jelang akhir kekuasaan
Iran adalah negara dengan mayoritas Muslim Syiah. Secara ideologis, Iran menentang Al Qaeda dan ISIS yang keduanya merupakan kelompok ekstremis kaum Muslim Sunni.
Namun, banyak ahli percaya Iran telah ‘mengizinkan’ Al Qaeda untuk melakukan operasi di wilayahnya karena relatif aman dari militer AS.
Izin itu disebut diberikan Iran agar para kelompok teroris tidak menargetkan Teheran dalam operasi propagandanya.
Bantahan itu didukung Rusia yang merupakan sekutu Iran. Dalam keteranganya Rusia menyebut Pompeo dan Donald Trump yang akan mengakhiri masa kepemimpinannya ingin berupaya menyakiti Iran. “Namun, tuduhan itu sangat tidak berdasar dan tidak beralasan,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Zamir Kabulov dikuip East Monitor. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol