TERVERIFIKASI FAKTUAL OLEH DEWAN PERS NO: 285/Terverifikasi/K/V/2018

Perundingan nuklir Iran mengalami kemajuan meski ada masalah sulit

Papua, Nuklir Atom
Ilustrasi, atom nuklir, pixabay.com

Papua No.1 News Portal | Jubi

Washington, Jubi – Perundingan nuklir Iran mengalami kemajuan signifikan dalam sepekan terakhir. Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan perundingan sebagai upaya menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 meski maslah sulit tetap ada.

Pejabat AS itu berharap negosiator utama Iran akan kembali dalam beberapa hari mendatang ke Wina, tempat pembicaraan berlangsung, dengan pandangan positif. Namun, bahkan jika perunding Iran itu melakukannya, masih ada masalah sulit dalam negosiasi itu.

“Ada kemajuan signifikan selama satu atau dua minggu terakhir,” kata pejabat AS itu kepada wartawan dengan syarat namanya tidak disebutkan. “Tetapi pada saat yang sama penting untuk dicatat bahwa masalah yang sangat serius tetap ada,” kata pejabat itu dikutip Antara dari Reuters, Jumat (25/2/2022) kemarin.

Baca juga : Raja salman khawatir program nuklir Iran
Iran sepakat bahas kembali kesepakatan nuklir setelah didesak negara internasional
Hidupkan lagi pakta nuklir sejumlah negara besar akan temui Iran di PBB

Tujuan utama dari pembicaraan itu adalah untuk kembali ke tawaran awal 2015 untuk mencabut sanksi terhadap Iran, termasuk sanksi memangkas penjualan minyaknya, sebagai imbalan atas pembatasan kegiatan nuklir yang memperpanjang waktu yang dibutuhkan Tehran untuk membuat uranium yang diperkaya yang cukup untuk bom atom jika Iran memilih untuk melakukannya.

Iran telah lama menyangkal ambisi semacam itu dan mengatakan bahwa program nuklir mereka semata-mata untuk tujuan damai.

Pejabat AS itu mengatakan kesepakatan bisa dicapai, meski akan dalam banyak hal melacak ketentuan kesepakatan asli tentang tingkat pengayaan uranium Iran, persediaan uranium yang diperkaya yang mungkin dimiliki, dan jumlah mesin sentrifugal yang dapat dioperasikan.

Namun, dia membiarkan kemungkinan beberapa modifikasi untuk memperhitungkan sanksi tambahan yang dijatuhkan oleh Presiden Donald Trump pada Iran setelah menarik Amerika Serikat keluar dari kesepakatan pada 2018 dan kemajuan nuklir yang telah dibuat Iran sejak itu.

“Kami berharap ketika Iran kembali, negara itu kembali dengan kecenderungan untuk mencoba menyelesaikan masalah ini dengan cepat,” kata pejabat itu.

Dia menolak menyebutkan poin-poin penting, dan tidak akan tertarik pada apakah Washington telah membujuk Tehran untuk menyetujui negosiasi lanjutan mengenai program nuklir, pengembangan rudal balistik atau dukungan untuk proksi regional.

Dia juga mengatakan belum ada kesepakatan yang dicapai dalam negosiasi terpisah tentang pembebasan empat warga AS yang diyakini Amerika Serikat telah ditahan secara sewenang-wenang oleh Iran. (*)

Editor : Edi Faisol

Baca Juga

Berita dari Pasifik

Loading...
;

Sign up for our Newsletter

Dapatkan update berita terbaru dari Tabloid Jubi.

Trending

Terkini

JUBI TV

Rekomendasi

Follow Us