Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Jayapura, Alpius Toam menyatakan perkembangan penanganan pasca-bencana banjir bandang Sentani telah mencapai 15 persen dari total pekerjaan. Hal itu dinyatakan Toam saat menemui massa Forum Peduli Kemanusiaan yang berdemonstrasi di Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu (18/8/2021).
Alpius Toam menyatakan pihaknya terus berupaya mempercepat penanganan pasca-bencana banjir bandang Sentani, termasuk dalam mengelola dana hibah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). “Kita lakukan, semua hal teknis, kami turun ke lapangan. Baik penyedia konsultan, pengawas, konsultan perencanaan. Kami ubah semua dan lakukan percepatan, sehingga sekarang ada perkembangan yang [lebih] maju,” kata Toam.
Menurut Toam, jika perkembangan itu dilanjutkan dengan baik, perbaikan rumah korban banjir bandang bisa segera dimulai. “Kalau semua sudah bagus, bulan September kami sudah mulai mengerjakan [perbaikan] rumah [korban banjir bandang],” kata Toam.
Ia menjelaskan bantuan perbaikan rumah korban banjir bandang tidak bisa dibagi-bagikan secara tunai. Pembayaran bantuan itu harus didasarkan kepada barang yang digunakan dalam perbaikan rumah korban banjir bandang.
Baca juga: Pejabat BPBD terus diganti, penanganan pasca banjir bandang lambat
“Pertanggungjawaban itu harus dalam bentuk barang [atau rumah], sehingga [bantuan] tidak dalam bentuk uang. Tidak bisa serta-merta langsung kasih [uang tunai]. Sebetulnya kami mau buat kelompok kerja masyakarat. Ada dua opsi, yaitu masyakarat yang sendiri kelola [dana bantuan], atau kontrak jual,” ucapnya.
Salah seorang korban banjir bandang Sentani, Margaret Ohee menyatakan banyak pihak telah mengambil data dan identitas para korban banjir bandang. Ia meminta BPBD Kabupaten Jayapura tidak mengubah-ubah data dan identitas korban banjir bandang.
“Data yang diambil di lapangan itu sudah. Yang harus mereka dapat [sudah didata]. Jangan buat aneh-aneh [sehingga] banyak nama keluar [dari daftar calon penerima bantuan]. Stop putar-putar dengan alasan data,” kata Ohee.
Ia juga berharap Pemerintah Kabupaten Jayapura tidak berbelit-belit dalam memberikan bantuan perbaikan rumah warga yang rusak berat karena diterjang banjir bandang Sentani. “Uang cuma Rp50 juta, apakah uang itu bisa kami pakai beli kayu dan yang lain kah?” tanya Ohee. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G