Papua No.1 News Portal | Jubi
Banda Aceh, Jubi – Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Utara mencatat seluas 746 hektare lahan padi mengalami puso atau gagal panen akibat banjir yang melanda daerah itu pekan lalu. Rata-rata tanaman padi di Kabupaten Aceh Utara baru memasuki musim tanam.
“Dari 2.984 hektare sawah terendam banjir, 746 hektare tanaman padi di antaranya mengalami puso atau gagal panen. Banjir disebabkan tingginya intensitas hujan yang menyebabkan sejumlah sungai meluap,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Utara, Erwandi, Kamis, (3/3/2022) kemarin.
Baca juga : Komoditas pertanian terdampak banjir dan longsor
Puluhan ribu hektare lahan pertanian di Sumba Timur terendam banjir
Petani sayur Kota Jayapura Papua gagal panen
Ia mengatakan total sawah yang terendam banjir pekan lalu mencapai 2.984 hektare. Sedangkan kerugian petani akibat banjir diperkirakan mencapai Rp6 miliar yang tersebar di 14 kecamatan.
“Dari total sawah yang terendam banjir tersebut, 654 hektare di antaranya sudah surut dan tidak mengalami puso. Sementara, ada beberapa lahan persawahan lainnya masih terendam banjir, namun belum bisa dipastikan apakah mengalami puso atau tidak,” kata Erwandi menjelaskan.
Ia merinci ada sembilan kecamatan yang tanaman padi mengalami puso. Yakni Kecamatan Nisam dengan luas 215 hektare, Kecamatan Banda Baro 194 hektare.
Kecamatan Simpang Keramat dengan luas 32 hektare, Kecamatan Tanah Luas enam hektare dan Kecamatan Lhoksukon lima hektare. Kecamatan Kuta Makmur 110 hektare, Kecamatan Dewantara 88 hektare, Kecamatan Muara Batu 26 hektare dan Kecamatan Sawang mencapai 70 hektare.
“Masih ada kemungkinan peningkatan jumlah tanaman padi yang mengalami puso. Potensi kerusakan atau puso terjadi apabila genangan air merendam lebih dari tiga hari. Sebab, batang padi akan cenderung rusak dan membusuk,” kata Erwandi menambahkan. (*)
Editor : Edi Faisol