Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Para pedagang beras di Pasar Youtefa, Kota Jayapura, Papua mengaku rugi hingga ratusan juta rupiah. Sebab beras mereka ikut terendam banjir berlumpur akibat curah hujan yang mencapai 336 milimeter mengguyur Kota Jayapura pada Kamis, 6 Februari 2022.

Pedang beras, Ruslan mengaku tiga gudang penyimpanan beras miliknya semua terendam banjir. Ia mentaksir kerugian yang dialaminya mencapai Rp200 juta.

“Tiga gudang itu berisi sekitar 20 ton beras, terendam semua. Yah, hitungan per 10 ton kerugian capai Rp100 juta,” kata Ruslan saat ditemui Jubi di Pasar Youtefa pada Senin, 10 Januari 2022.

BACA JUGA: Komoditas pertanian terdampak banjir dan longsor di Kota Jayapura

Menurut Ruslan hampir setiap tahun terendam banjir, tetapi kali ini banjir yang merendam Pasar Youtefa merupakan yang paling terparah. Tingginya mencapai sekitar tiga meter.

“Sisa 30 centimeter bangunan tenggelam,” ujarnya.

Pria yang sudah 30 tahun menjadi pedagang tersebut mengatakan selain beras ada juga tepung dan gula pasir yang ikut terendam. Sisa gula pasir 30 sak miliknya terendam tak berbekas.

“Gula pasir itu tinggal karung saja,” katanya.

Ruslan mengatakan semua beras yang telah terendam kembali dijual dengan harga Rp50 ribu per karung atau Rp2 ribu per kilogram. Dijual bukan untuk manusia melainkan untuk pakan ternak babi.

“Sudah tiga hari orang datang beli beras basah untuk makanan babi,” ujarnya.

Pedagang beras lainnya, Sugiman juga mengaku mengalami kerugian hingga ratusan juta. Ia mentaksir kerugiannya mencapai Rp100 juta.

Pria 47 tahun tersebut mengaku 100 karung beras yang disimpan di pasar dan rumahnya semuanya terendam banjir. Saat banjir ia bahkan ikut terjebak banjir.

“Saya bergelantungan di toko, sekitar jam 9 pagi baru dijemput Basarnas,” kata Sugiman kepada Jubi pada Senin, 10 Januari 2022.

Sugiman yang sudah berdagang dari 2008 tersebut mengatakan beras yang terendam banjir semuanya sudah dijualnya untuk pakan ternak babi. Menurutnya banjir yang terjadi kali ini paling parah semenjak 2012.

Sebagai pedang ia berharap pemerintah Kota Jayapura bisa rutin membenahi drainase dan sampah. Menurtnya para pedagang belum bisa pindah ke lokasi pasar yang baru lantaran terlalu sempit.

Alimuddin Baso juga mengatakan dua gudang beras miliknya terendam banjir. Setidaknya ada sekitar 500 karung berasnya terendam semua.

“Kerugian sudah dipastikan mencapai ratusan juta,” ujarnya.

Ia mengaku sudah empat kali menjadi korban banjir. Beras yang basah kemudian dijual untuk pakan ternak dengan harga Rp50 ribu per karung.

Banjir dan longsor yang melanda Kota Jayapura mengakibatkan sekitar 1.927 kepala keluarga atau sekitar 7.005 jiwa terdampak. Sedangkan korban meninggal dunia 8 orang.

Warga yang terdampak berada di empat distrik yang ada di Kota Jayapura. Antara lain, Distrik Jayapura Utara, Distrik Jayapura Selatan, Distrik Abepura, dan Distrik Heram. Pemerintah Kota Jayapura kemudian menetapkan status tanggap darurat bencana selama seminggu

Kepala Dinas Sosial Kota Jayapura Irawadi mengatakan bagi pihak yang hendak memberikan bantuan dapat diantar ke posko utama di GOR Waringin. Supaya bantuan bagi masyarakat terdampak banjir dan longsor bisa disalurkan secara merata. (*)

Editor: Syofiardi

Leave a Reply