Papua No. 1 News Portal | Jubi
Enarotali, Jubi – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Daerah atau DPPKBD Kabupaten Paniai menggelar pelatihan manajemen usaha dan pelatihan Seribu Hari Pertama Kehidupan atau 1.000 HPK bagi 24 kelompok binaannya. Pelatihan itu dilaksanakan di Enarotali, ibu kota Kabupaten Paniai, Papua, Rabu (2/12/2020).
Dalam pelatihan itu, DPPKBD Paniai juga mengevaluasi kegiatan usaha 24 kelompok yang telah dibina DPPKBD selama tiga tahun. Kepala DPPKBD Paniai, Farialice Y Tatogo mengatakan evaluasi kegiatan usaha itu menyangkut sejauh mana kelompok binaan mampu mengembangkan modal usaha yang pernah diberikan DPPKBD Paniai.
“24 kelompok binaan tersebut antara lain terdiri dari 10 kelompok wanita Katolik di Dekanat Paniai, dan 10 kelompok kaum ibu Gereja Kingmi di Paniai. Sejumlah empat kelompok lainnya merupakan kelompok usaha di luar kedua organisasi tersebut,” ujarnya kepada Jubi, Jumat, (4/12/2020).
Baca juga: Agar keluarga tetap bergizi selama pandemi
Tatogo menyatakan pada tahun 2020 DPPKBD tidak memberikan tambahan modal usaha terhadap 24 kelompok binaannya. Namun, DPPKBD Paniai terus memberikan pelatihan manajemen dan evaluasi atas perkembangan usaha setiap kelompok.
“[Usaha setiap kelompok binaan] kami kaitkan [dengan upaya] mengubah ekonomi keluarga dengan hasil [komoditas] lokal yang ada. Mereka mengolah nota atau ubi menjadi kue. Per tahun biasanya kita [memberi tambahan] modal. Akan tetapi, tahun ini kami tidak [memberi tambahan] modal karena ada [pandemi] Covid-19,” kata Tatogo.
Sekretaris DPPKBD, Maria Nawipa mengatakan dalam pelatihan itu ia menyampaikan materi tentang pembukuan dan pencatatan keluar-masuk uang, serta pencatatan neraca saldo. Menurutnya, materi itu diberikan agar setiap kelompok binaan memiliki buku kas dan bisa mengontrol modal usaha maupun pendapatan mereka
Sejumlah 24 kelompok binaan itu juga menerima pelatihan Seribu Hari Pertama Kehidupan atau 1.000 HPK. “Materi tentang 1000 HPK diberikan untuk mencegah stunting [atau kegagalan pertumbuhan anak]. Kita memberikan informasi itu agar Mama-mama [dari kelompok binaan] bisa menjelaskan pentingnya [pemenuhan gizi] pada masa 1000 HPK kepada para anggota kelompoknya,” kata Nawipa.(*)
Editor: Aryo Wisanggeni G