Papua No.1 News Portal | Jubi
Nabire, Jubi – Pelaksanaan Ujian Sekolah (US) atau ujian akhir Tahun ajaran 2020/2021 untuk siswa siswi kelas IX atau tiga di Kabupaten Nabire, Papua, sudah memasuki hari terakhir. Seperti SMP YPK Immanuel Nabire yang sudah melaksanakan ujian sejak 19 hingga 23 April hari ini.
Kepala Sekolah SMP YPK Immanuel Nabire, Yetti P. Korowa mengatakan ujian akhir yang diikuti peserta didiknya merupakan pertama kali dalam menerapkan komputer dan android.
Hal ini menurut Korowa, sudah saatnya harus menyesuaikan dengan perkembangan teknologi bagi siswa-siswinya. Apalagi pelaksanaannya sudah diuji coba sebelumnya pada ulangan tengah semester lalu.
“Kami coba memanfaatkan sarana di sekolah dengan perkembangan jaman dan teknologi kepada anak didik. jadi sarananya android siswa bagi yang punya Handphone dan sisanya komputer sekolah bagi yang tidak ada android,” ujar Korowa disela-sela hari terakhir ujian pada Jumat (23/4/2021).
Menurutnya, jumlah peserta didik SMP YPK Immanuel Nabire yang mengikuti US untuk tahun pelajaran 2020/2021 sebanyak 54 orang. Jumlah itu terdiri dari dari laki-laki 32 orang dan perempuan 22 orang dan terbagi dalam tiga ruangan ujian.
“Ada tiga ruangan yang dipakai, satu ruangan laboratorium komputer dan dua ruangan biasa untuk android,” tuturnya.
Penentuan nilai akhir atau nilai untuk kelulusan siswa, kata Dia, selain diambil nilai murni ujian, ada juga nilai semester dari kelas IIV sampai Kelas IX, serta nilai karakter di setiap mata pelajaran terutama agama dan PPKN lalu hasilnya dibagi untuk penentuan.
“Jadi nilai penentu kelulusan tidak harus dari nilai ujian, tetapi dari nilai semester dan karakter siswa,” tuturnya.
Ia juga menepis jika ada anggapan masyarakat bahwa kelulusan siswa merupakan hadiah akibat pandemi korona, karena tidak memiliki hubungan dengan penentuan kelulusan siswa.
Selain itu, selama masa pandemi, pembelajaran tetap berjalan melalui daring dan luring. Bahkan sejak Januari pembelajaran sudah dengan tatap muka di sekolah.
“Artinya kelulusan tidak ada hubungan dengan korona, tetapi dari anak itu sendiri yakni nilai, kehadiran dan karakternya yang bagus,” ungkap Korowa.
Korowa berharap kepada orang tua dan peserta didiknya bahwa dengan hasil yang akan dikeluarkan untuk menentukan lulus atau tidaknya adalah nilai atau capaian selama siswa siswi mengikuti pendidikan di SMP YPK Immanuel Nabire.
“Jika ada yang lulus nantinya maka tentunya merupakan dorongan dan perhatian orang tua. Jadi, apapun hasilnya adalah kembali ke anak itu sendiri sebagai penentu,” harapnya.
Marvia Ruth Rumabas, satu di antara siswi peserta US mengatakan tidak terlalu sulit dalam mengerjakan ujian, sebab didukung oleh jaringan internet yang cukup bagus, dan fasilitas lain yang mendukung. Apalagi sebelumnya di ujian tengah semester sudah diterapkan.
“Tidak ada masalah, hanya soalnya yang sedikit sulit. Tapi puji Tuhan saya bisa kerjakan,” tambah Rumabas.(*)
Editor: Edho Sinaga