Papua No.1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Sarana transportasi dan infrastruktur jalan masih menjadi permasalahan utama pembangunan di Ravenirara, satu dari 18 distrik di Kabupaten Jayapura. Selain kondisi jalan yang rusak parah, layanan telekomunikasi juga belum terhubung.
“Masyarakat menggunakan akses (jalur) laut untuk membawa (menjual) hasil kebun. Akses darat hanya (dapat digunakan) dalam kondisi tertentu, yakni ketika tidak (bukan musim) hujan,” kata Kepala Distrik Ravenirara Yan Nari, Senin (10/2/2020).
Kesulitan juga dihadapi masyarakat saat ingin berkomunikasi dengan warga atau pihak di luar wilayah distrik. Mereka harus ke Gunung Merah untuk mendapat sinyal telepon seluler. Perjalanannya ditempuh lewat laut dan dilanjutkan dengan kendaraan bermotor dari Distrik Depapre.
“Berbagai upaya dan koordinasi terus dilakukan dengan pemerintah daerah (kabupaten) agar jalan dari Distrik Depapre menuju Distrik Rafenirara diperbaiki. Jalan itu bisa dikatakan jalan produksi karena digunakan masyarakat untuk memasarkan hasil pertanian,” jelas Nari yang baru enam bulan menjabat kepala distrik.
Yongsu Desoyo menjadi kampung terjauh yang diakses melalui jalur laut dari pusat Pemerintahan Distrik Revenirara. Nari berharap pemerintah kabupaten memperhatikan nasib masyarakat di distriknya. “Proposal (permohonan pembangunan jalan) sudah diajukan bahkan sebelum saya menjadi kepala distrik, tetapi belum ada jawaban (ditindaklanjuti pemerintah kabupaten).”
Tokoh Masyarakat Yongsu Spari, Yosafat mengungkapkan jalan utama di kampung mereka kerap berubah menjadi kubangan saat musim penghujan. Jalan juga sering tertimbun longsoran batu dari gunung.
“Memang ada kendaraan yang masuk ke sini, tetapi hanya pada waktu-waktu tertentu, saat tidak hujan. Jadi, satu-satunya (alternatif transportasi) ialah (melalui) jalur laut,” kata Yosafat. (*)
Editor: Aries Munandar