Warga pertanyakan Amdal jalan di Jembatan Youtefa

Salah satu sudut Jembatan Youtefa Kota Jayapura - Jubi/Ramah.
Salah satu sudut Jembatan Youtefa Kota Jayapura – Jubi/Ramah.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Warga Kota Jayapura mempertanyakan analisis dampak lingkungan (amdal) terhadap pembangunan jalan dan jembatan Youtefa yang akan diresmikan pada Juli 2019.

Read More

Salah satu warga Erik Merauje menyatakan 10 hingga 20 tahun ke depan akan terjadi pergeseran pasir mulai dari Tanjung Kasuari sampai Holtekamp, maka bila tidak dikaji dengan baik pasti Jembatan Youtefa itu akan putus.

Menurut Merauje, pergeseran di laut itu pasti terjadi karena saat kendaraan yang melintasi jalan di jembatan menyebabkan tekanan pada tanah sehingga terjadi pergeseran.

“Apakah amdalnya (Jembatan Youtefa) itu sudah ada, supaya jelas. Berarti kita bukan teluk dalam teluk lagi,” ujar Merauje di dalam acara konsultasi publik RPPLH di Kantor Wali Kota Jayapura, Jumat (24/5/19).

Warga lainnya, Yohanes Hamadi menyatakan, analisis dampak lingkungan terhadap pembangunan sangat penting agar pembangunan yang dilakukan tidak sia-sia.

Sedangkan Mebri mengungkapkan, Teluk Youtefa sudah tercemar dengan adanya pembuangan dari hulu bermuara ke Teluk Youtefa, yang menyebabkan air di teluk tersebut mati, sehingga diperlukan pembangunan bronjong dari hulu.

“Di mana ada jalan pasti disisi jalan ada perumahan. Saya harapkan dilakukan kajian amdal di Jembatan Youtefa itu sangat penting agar pembangunan nantinya tidak mencemari lingkungan,” jelas Mebri.

Menanggapi ini, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Jayapura, Agripa Wally menyatakan, jalan di Jembatan Youtefa sudah mempunyai amdal.

“Sudah tiga tahun kami lakukan kajian. Jadi, ketika kami membahas amdal itu, tim penyusun kami Dinas Lingkungan Hidup sebagai koordinator amdal tidak bermasalah,” jelas Wally. (*)

 

Editor      : Edho Sinaga

Related posts

Leave a Reply