Warga keluhkan penumpukan sampah di TPS

Penumpukan sampah di salah satu TPS di RT 01/RW 10 kelurahan Nabarua, Distrik Nabire – Jubi/Titus Ruban.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Nabire, Jubi – Nabire meski telah disediakan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS). Namun, penanganan dinilai belum serius. Sampah menumpuk begitu saja

Read More

Persoalannya yakni sampah sering menumpuk di TPS yang letaknya sangat dekat dengan rumah penduduk, sampah menumpuk dan memakan badan jalan, ditambah aroma busuk menyengat.

Alfien Pandey (30), warga RT 01/RW 10 Kelurahan Nabarua mengeluh dengan hadirnya sebuah TPS di samping rumahnya. Kata ia, warga sekitar sangat terganggu dengan TPS itu. Pasalnya, selain baunya menyengat, sampah sering menumpuk dan memenuhi jalan raya.

“Kami sangat terganggu. Bau sampah makin menyengat dan mengganggu ,” ujarnya kepada Jubi di Nabire, Selasa (26/11/2019).

Dikatakan Pandey, bau sampah itu akibat telah dibiarkan menumpuk sejak Kamis pekan lalu dan belum juga diangkat. TPS ini berada di salah satu pertigaan, bahkan dekat jembatan dan sangat tidak nyaman bila melewati areal tersebut.

Dijelaksan, sejak hadirnya TPS, warga sebenarnya mengapresiasi langkah pemerintah dalam menangani sampah di Nabire. Hanya saja, pengangkutannya kerap kali terlambat.

“kadang diangkut Senin sampai Kamis. Jumat sampai minggu tidak, bahkan kali ini sudah Selasa. Itu yang sampah sering menumpuk, ” jelasnya.

Ia menyarankan kepada otoritas pemerintah Distrik Nabire sebagai badan yang menangani persampahan, agar memikirkan kembali dampak dari TPS yang berdekatan dengan rumah penduduk, khususnya di RT 01/RW 10 kelurahan Nabarua. Jika boleh , pengangkutan sampah dilakukan setiap hari.

“kalau bisa kami minta sampah tiap hari diangkat, kecuali minggu. Kalau begini kan sudah empat hari belum diangkut dan kami sangat terganggu, ” ucapnya.

Warga lain di RT yang sama, Youna Sampul (25) mengakuh salah seorang karyawannya sampai saat ini sedang sakit bahkan sempat diopname selama seminggu.

Menurut Youana, bahwa kata dokter adalah salah satu penyebanya yakni faktor lingkungan.

“Jadi ada karyawan saya yang sempat opname. dokter bilang ada pengaruh lingkungan terutama sampah yang berdekatan dengan rumah penduduk, ” kata pedagang ini.

Terpisah, pembina Asrama Putri Nabire, Jacoba J Rumadas mengaku anak asuhnya sangat terganggu dengan aroma sampah di samping asrama.

Pasalnya, ada juga sebuah TPS yang berada di balik pagar asrama itu. Jika sampah menumpuk, bau menyengat akan memenuhi ruangan asrama.

“Bila sampah sudah banyak dan lambat diangkut, bau masuk ke dalam sampai diruang, kalau jam makan mereka sangat terganggu, ” tandasnya.

Jubi belum mengkonfirmasikan hal ini kepada pemerintah Distrik Nabire atau Dinas Lingkungan Hidup setempat. (*)

Editor: Syam Terrajana

Related posts

Leave a Reply