Warga di Nabire berharap pemerintah sosialisasikan penanganan wabah ASF 

Ilustrasi Ternak Babi di Papua
Ilustrasi ternak babi - Jubi/IST

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Nabire, Jubi – Meski Pemerintah Kabupaten Nabire di Papua telah melarang pengiriman ternak babi dari dan ke Nabire untuk mengantisipasi wabah flu babi Afrika atau ASF di Kabupaten Manokwari, Papua Barat, sebagian warga di Nabire belum mengetahui wabah African Swine Fever itu. Para warga berharap pemerintah segera menyosialisasikan langkah antisipasi wabah itu.

Kabupaten Nabire berbatasan dengan Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Teluk Wondama di Papua Barat, dua daerah yang memiliki kasus African Swine Fever. Antisipasi wabah flu babi Afrika itu penting, mengingat Nabire merupakan simpul distribusi barang dan jasa menuju lima kabupaten di pegunungan tengah Wilayah Adat Meepago, yaitu Dogiyai, Deiyai, Paniai, Intan Jaya, Puncak dan Puncak Jaya.

Read More

Ketua Komunitas Mee Yoka (Anak Mee), Fredy Efendy Degei saat ditemui di Karang Tumaritis, Nabire mengatakan pihaknya mengetahui penanganan wabah ASF itu. “Itu wabah apa lagi? Virus korona masih ada, barang ini datang lagi? Stop sudah, kami seakan tidak bebas lagi. Sementara di Papua masih banyak masalah yang harus dibenahi oleh semua pihak,” keluhnya.

Baca juga: Cegah wabah ASF, Pemkab Nabire larang pengiriman ternak babi

Degei menyatakan pemerintah tidak boleh tinggal diam. Ia meminta pemerintah segera menyosialisasikan langkah antisipasi wabah ASF yang bisa menjangkiti ternak babi, sehingga wabah itu bisa terkontrol.

“Kami minta pemerintah memeriksa beberapa [sampel] potongan daging babi di laboratorium yang resmi, untuk mendeteksi [kemungkinan ASF] di Nabire. Itu akan [memastikan] wabah ini ada atau tidak [di Nabire], dan menentukan apa yang bisa dilakukan masyarakat, baik dalam jangka pendek dan jangka panjang, ” katanya.

Degei meminta sosialisasi dilakukan dengan menyebarkan pamflet dan membuat keterangan pers untuk disebarluaskan. Pemerintah juga diminta mengawasi perdagangan daging babi dan ternak babi, untuk memastikan tidak ada pedagang yang mendatangkan babi dari luar Nabire. “Kami harap agar Nabire bebas dari African Swine Fever,” katanya.

Ibu rumah tangga di Nabire, Santa Bonai juga mengatakan belum mengetahui informasi utuh tentang wabah ASF itu. “Saya baru dengar, tapi belum beli daging babi, sebab daging babi bisa kolestrol,” ujar Bonai. (*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply