TERVERIFIKASI FAKTUAL OLEH DEWAN PERS NO: 285/Terverifikasi/K/V/2018

Ratusan warga daerah ini alami DBD, empat di antaranya meninggal

Papua
Ilustrasi, pixabay.com

Papua No.1 News Portal | Jubi

Lebak, Jubi – Tercatat ada 145 warga Kabupaten Lebak, Provinsi Banten terserang penyakit demam berdarah dengue atau DBD, empat di antaranya meninggal dunia. Catatan kasus DBD di daerah itu teridentifikasi sejak awal 2022 hingga Senin (28/2/2022) kemarin.

“Kami minta warga mewaspadai penyebaran virus DBD sehubungan curah hujan meningkat,” kata Kepala Seksi Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Rohmat, dikutip Antara, Selasa, (1/3/2022).

Baca juga : Dinkes Kota Jayapura intervensi malaria dan DBD
DPD di daerah ini mencapai 878 kasus sejak Januari
Daerah ini alami lonjakan DBD saat hadapi Covid-19

Dari sebanyak 145 kasus itu tersebar di 16 kecamatan sebagai daerah endemik yaitu Rangkasbitung 62 kasus (4 meninggal ), Cibadak 28 kasus, Kalanganyar 13 kasus, Cibeber 7 kasus , Cimarga 5 kasus, Warunggunung 5 kasus dan Sajira 5 kasus.

Selain itu di Kecamatan Maja 5 kasus, Curugbitung 4 kasus, Cileles 3 kasus,​​​​​​​ Cipanas 2 kasus, Sobang 2 kasus, Cikulur 1 kasus , Bojongmanik 1 kasus, Bayah 1 kasus dan​​​​​​​ Leuwidamar 1 kasus.  Pasien DBD itu ditangani tenaga medis di puskesmas dan sejumlah rumah sakit.

“Kami minta masyarakat jika mengalami suhu demam lebih dari tiga hari sebaiknya berobat dan dapat ditangani tenaga medis, ” kata Rahmat menambahkan.

Menurut Rrahmat, penyebaran DBD di Kabupaten Lebak sejak dua bulan terakhir melonjak sehubungan tibanya musim hujan, sehingga berpotensi mempercepat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti sebagai penyebar virus DBD. Dinkes Kabupaten Lebak terus menyosialisasikan dan mengedukasi pencegahan penyakit yang mematikan itu agar tidak menimbulkan kasus kejadian luar biasa (KLB).

Selain itu juga, pemberian abatesasi untuk membunuh jentik-jentik nyamuk DBD. Sebab, tindakan pengasapan atau fogging dinilai belum efektif untuk memutus mata rantai penyebaran DBD.

“Saya yakin melalui PSN dan 3M dapat mematikan jentik-jentik nyamuk, sehingga terbebas dari penyebaran penyakit yang bisa mematikan itu,” kata Rahmat menjelaskan.

Menurut Rahmat munculnya penyebaran penyakit DBD itu karena kondisi lingkungan banyak sampah sehingga air hujan tidak menyentuh tanah dan berkembangbiak nyamuk aedes aegypti pada kaleng bekas, ban maupun barang bekas. Biasanya penyebaran DBD itu pada lingkungan padat penduduk, seperti di 16 kecamatan itu.

“Kami minta warga waspada penyebaran DBD, karena khawatir tahun ini menjadi siklus lima tahunan, ” katanya.

Sementara itu, Selli (35) warga Rangkasbitung Timur Kabupaten Lebak mengaku anaknya yang berusia balita terpaksa dirawat inap di rumah sakit karena suhunya cukup tinggi akibat terserang DBD.

“Kami merasa lega kondisi anak balitanya kini cukup membaik setelah mendapatkan perawatan medis rumah sakit,” kata Selli. (*)

Editor : Edi Faisol

Baca Juga

Berita dari Pasifik

Loading...
;

Sign up for our Newsletter

Dapatkan update berita terbaru dari Tabloid Jubi.

Trending

Terkini

JUBI TV

Rekomendasi

Follow Us