Nabire, Jubi – Di Nabire, terdapat puluhan pasar kaget yang beraktivitas di sore hari. Baik di dalam kota maupun di luar kota. Omzetnya lumayan.
Seperti di kilometer 40 jalan Trans Nabire Makimi. Tepatnya di pinggiran sungai Musairo, ada sekelompok mama – mana Papua yang menjajakan dagangannya. Mereka menjual hasil kebun seperti sayuran, buah – buahan, cabe, pisang hingga keladi dan ubi talas.
Uniknya, takaran atau jumlah dagangan yang tidak sama dibandingkan di pasar – pasar kota. Misalkan satu ikat sayur kangkung jika dijual dikota bisa menjadi tiga ikat.
Yumida Kogoya, salah satu pedagang di pasar ini menuturkan, pendapatannya tergantung pembeli. Ada saat ramai tapi bisa tidak. Dia mengaku omzet dalam sehari bisa mencapai 200 ribu dan terendah 50 ribu.
“Kalau pas ramai bisa 200 ribu, tapi bisa juga hanya 50 ribu,” ujarnya kepada Jubi, pekan lalu.
Menurut Mama Kogoya, untuk hari yang ramai dan omzet meningkat biasanya pada hari Sabtu, Minggu atau hari libur. Biasanya pembeli saat kembali dari tempat rekreasi dari Bihewa atau tempat lainnya.
“Ini biasa banyak yang belanja. Tapi hari lain juga ada yang datang belanja termasuk warga di Distrik Makimi. Jadi ada orang kota tapi juga orang dari sini,” ucapnya.
Mama Kogoya bilang, jualan mereka tidak disamakan dengan di kota. Artinya harga hampir sama yaitu misalkan seikat kangkung lima ribu rupiah. Tapi ikatannya lebih besar. Begitu juga sayuran lainnya.
“Kita harga rata – rata lima ribu tapi ikatnya besar. Terus kalau pisang jual satu tandan hanya Rp. 30 ribu,” katanya.
Seorang pembeli, Yakob mengatakan, dirinya sering singgah dan berbelanja di pasar ini. Alasannya, harga masih tidaklah masalah akan tetapi barangnya segar dan juga ikatannya besar.
“Saya sering belanja di sini karena ikatnya besar. Artinya kalau dibandingkan dengan kota sudah tiga kali lipat,” katanya.(*)
Editor: Syam Terrajana