Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Para relawan Pekan Olahraga Nasional atau PON XX Papua di Kabupaten Jayapura berunjuk rasa dengan mendatangi Kantor Bupati Jayapura di Gunung Merah, Sentani pada Kamis (11/11/2021), mempertanyakan pembayaran honorarium yang lebih kecil dari kesepakatan. Mereka memasang palang di gerbang kantor itu, untuk memblokade akses masuk menuju Kantor Bupati Jayapura.
Para relawan yang berunjuk rasa pada Kamis itu menyatakan mereka telah menerima honorarium relawan PON XX Papua. Nikson Kobak misalnya, relawan Bidang Keamanan Sub Panitia Besar (PB) PON XX Kabupaten Jayapura itu mengakui ia sudah menerima transfer honorarium relawan, namun nilainya lebih kecil dari kesepakatan awal.
“Seharusnya kami dibayar Rp4.500.000, sesuai dengan pekerjaan kami. Tapi yang kami dapat kurang. [Ada relawan yang dapat] Rp300.000, Rp500.000, ada yang Rp1.500.000, ada yang tidak [dapat honorarium] sama sekali. Kami ini kerja sesuai jadwal, datang pagi pulang malam, baru kami digaji seperti itu bagaimana?” kata Kobak kepada Jubi, Kamis (11/11/2021).
Baca juga: Puluhan relawan PON XX tuntut hak di Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura
Aksi pada Kamis itu merupakan aksi susulan dari demonstrasi para relawan PON pada Jumat (5/11/2021). Pada aksi Jumat pekan lalu itu, para relawan diminta bersabar dan dijanjikan akan dibayar melalui transfer rekening bank.
“Hari ini kami lakukan aksi pemalangan di Gunung Merah. Kami meminta penjelasan kenapa [kami] belum dibayar, dan kenapa dibayar setengah dari apa yang harus kami dapatkan, dan kenapa harus potong pajak. Kami berharap bidang SDM [Sub PB PON XX Kabupaten Jayapura] jelaskan kenapa belum di bayar. Uang ada atau tidak tinggal, jelaskan saja kepada kami, biar kami puas,” ujarnya.
Relawan yang lain, Novita Ohee mengaku sangat kesal dengan janji-janji Sub PB PON XX Kabupaten Jayapura. “Hari Jumat [pekan lalu] kami datang, Koordinator Bidang SDM Sub PB PON XX Kabupaten Jayapura, Ted Mokay bilang tunggu satu-dua hari, nanti uang kalian masuk. Bapak janji kami begitu, ternyata tipu,” kata Ohee.
Ohee menyatakan ia dan banyak relawan sudah mengecek saldo rekening mereka di mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM), ternyata kosong. Ibu. “Rekening yang diberikan [kepada kami] kosong, percuma sekali kami sudah kerja setengah mati tapi tidak dibayar baik. Kami sangat kecewa sekali,” kata Ohee. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G