Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Sebuah hasil karya kerajinan tangan, apabila dilakukan dengan sabar, penuh kehati-hatian, dan ketelitian hasil akhirnya pasti menarik.
Seorang pegiat seni, Budi Gondrong, menuturkan untuk bisa menghasilkan sebuah karya seni yang dan bernilai ekonomis, perajin harus memiliki tingkat kesabaran untuk menunjang karya seni menjadi sempurna.
Budi menilai, orang asli Papua memiliki ketekunan dan semangat tinggi untuk berinovasi. Keingintahuan orang Papua membawa mereka pada sebuah karya seni yang patut diancungi jempol.
“Hanya perlu diarahkan untuk menghaluskan sehingga tampak menarik,” ujar Budi, yang sibuk melukis pada tempurung kelapa di Balai Diklat Sosial Provinsi Papua, Jumat (8/11/19).
Semangat, inovasi, dan keingintahuan orang Papua dibuktikan Budi, saat memperagakan karya melukis menggunakan teknik airbrush, yang diaplikasikan pada tempurung kelapa.
“Mereka langsung terinspirasi. Saya rasa mereka semangat dan penuh imajinasi tapi masih harus banyak-banyak pendampingan dari pemerintah supaya bisa mandiri,” tuturnya.
Teknik airbrush pada tempurung kelapa, dikatakan Budi, bahannya mudah didapat, harganya murah, dan mudah digunakan. Soal pemilihan warna sesuai selera perajin. Namun, yang paling umum adalah warna khas Papua seperti hitam, putih, merah, kuning.
“Untuk hasil karya yang menarik ditambahkan cat mobil, tener, clear. Alatnya mengguanakan airbrush dan mesin kompresor sehingga hasilnya lebih bagus lagi,” ujar Budi.
Untuk mengaplikasikan gambar ada dua cara, yaitu bisa langsung dilukis (free hand) maupun menggunakan teknik stensil (cetakan).
“Cuma kalau pakai stensil harus pintar-pintar mengikuti lekukan pola. Kalau tidak pasti hasilnya bocor,” jelas Budi.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Dekranasda Kota Kota Jayapura, Kristina Mano. Mano menilai orang asli Papua memiliki kemauan tinggi. Salah satunya pada aneka kerajinan tempurung kelapa.
“Hasil karya tempurung kelapa yang dihasilkan belum maksimal penyelesaian akhirnya, sebab alat yang dipakai menggunakan mesin. Tapi saya yakin, setelah pelatihan ini bisa dilakukan di rumah sehingga hasilnya lebih bagus lagi, dan tentunya menarik. Karena orang mau membeli yang pertama dilihat harus menarik,” kata Mano. (*)
Editor: Kristianto Galuwo