Papua No. 1 News Portal | Jubi
Setelah 16 dan 17 Agustus 2019 mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, diteriaki rasis dan dipersekusi, Senin lalu, 9 September 2019, asrama Mahasiswa Papua Kamasan III di Surabaya diteror dengan lemparan karung berisi ular, kini asrama Paniai di Jayapura dikagetkan oleh bangkai ayam di dalam asrama.
Salah satu penghuni asrama Yamewa Paniai Jayapura, Andreson Yeimo, mengatakan pada Selasa (17/9/2019), sekitar pukul 4.40 sampai pukul 5 WP, mereka menemukan kantong plastik berisi bangkai anak ayam tiga ekor yang sudah berbau busuk dan berbelatung. Namun kantong plastik tersebut sudah dibakar di depan asrama Mahasiswa Yameewa Paniai.
“Yang bakar saya sendiri, disaksikan langsung oleh pembina (asrama), senior dan adik-adik di asrama. Sebelum bakar (kami) berdoa baru anak bakar,” kata Yeimo, Kamis (18/9/2019).
Menurut dia, pascademonstrasi dan penyisiran oleh aparat gabungan TNI-Polri, sekitar 105 penghuni asrama sudah berangkat ke kampung, dan tinggal 10 orang saja di asrama.
“Selain kami menggelar jumpa pers, kami juga sudah memberi tahu kepada senior dan pembina asrama yang ada. Mereka sudah tahu kronologi pengiriman bangkai ayam dalam plastik berbelatung itu.”
Dia mengakui kejadian itu sudah diberitahukan kepada kawan-kawan lainnya di Nabire. Mereka menyarankan agar tetap berdoa lalu membakar bangkai ayam itu sesuai kesepakatan penghuni asrama.
Anderson mengatakan pegiriman bangkai ayam ini adalah teror terhadap penghuni asrama Yameewa Paniai. Hingga kini mereka belum mengetahui pelaku teror bangkai hewan itu.
“Kami harap supaya pelaku dari teror tersebut sampaikan, apa alasan mereka lakukan teror bangkai hewan itu. Apakah sengaja atau tIdak? Kalau memang faktor ketidaksengajaan kami maklumi. Tapi kalau sengaja kami mengutuk keras pelaku tersebut. Apabila ketahuan kami akan melaporkan kepada pihak berwewenang,” katanya.
Sementra itu, pembina asrama Yameewa Paniai, Jackson Gobay, mengatakan dirinya terus mengontrol asrama dan memberikan rasa aman kepada mahasiswanya.
“Teror dengan bangkai ini perlakuan tidak terpuji. Ini asrama tempat mahasiswa belajar dan menimba ilmu. Kami meminta kepada lurah agar kembali aktifkan pos kamling untuk melakukan patroli agar tidak terulang kembali,” katanya.
Gobay menilai kiriman bangkai ayam itu murni bentuk teror terhadap asrama mahasiswa Paniai di Jayapura.
“Pelaku ini kalau kami dapat akan ditangkap lalu kami serahkan keada pihak kepolisian. Sebab ini perlakuan tidak terpuji. Sebagai pembina saya kutuk keras tindakan ini. Sebab tindakan ini sangat buruk selama asrama ini berdiri,” katanya. (*)
Editor: Timo Marten