Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Anggota DPR Papua melalui mekanisme pengangkatan dari wilayah adat Meepago, John NR Gobai mendesak Pemerintah Provinsi Papua memfungsikan museum noken yang terletak di Ekspo Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura.
Ia mengatakan dana pembangunan museum yang dibangun pada 2013 itu bersumber dari APBN yang dianggarkan oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Namun sejak bangunan museum rampung, hingga kini belum difungsikan.
“Beberapa hari lalu saya baca di media jika museum noken ini telah dihibahkan kementerian terkait kepada Pemprov Papua. Setelah dilimpahkan ke pemerintah daerah, pemerintah daerah mesti segera mengambil langkah agar museum itu difungsikan,” kata John Gobai kepada Jubi, Minggu (5/8/2019).
Gobai berharap Pemprov Papua membentuk UPTD Noken agar museum noken dapat digunakan sebgai lokasi pameran, tempat menjual noken oleh mama-mama, juga tempat orang latihan membuat noken.
“Harapannya ke depan, museum noken menjadi sebuah ikon wisata di Kota Jayapura bersama Taman Budaya eks Expo Waena sebagai taman budaya Papua,” ucapnya.
Kata Gobai, di 2018 lalu ia sempat mengunjungi dan mempublikasikan museum noken ini ke media. Hal ini agar pihak eksekutif baik di Papua hingga tingkat Kementrian bisa memfungsikan museum tersebut, sebagai ikon daerah yang bernilai budaya tinggi.
“Museum noken ini salah satu aset penting di daerah yang mesti dijaga dan difungsikan,” ujarnya.
Sementara Ketua Yayasan Noken Papua, Titus Pekey belum lama ini menyayangkan belum difungsikannya museum noken tersebut padahal menurutnya lokasinya cukup strategis dan fasilitasnya juga cukup memadai.
“Saya prihatin dan sedih dengan kondisi ini. Pemerintah belum sepenuh hati memikirkan tekait noken ini,” kata Titus Pekey ketika itu.
Menurutnya, museum noken bukan hanya sekadar akan dijadikan tempat koleksi, namun ini merupakan museum warisan budaya dunia karena telah ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya tak benda oleh Unesco pada 4 Desember 2012 lalu.
“Ada tanggung jawab yang mesti dilaksanakan setelah noken diakui sebagai warisan budaya oleh Unesco. Tanggung jawab itu adalah melestarikan, melindungi, mengembangkan, dan pemanfaatannya ke depan untuk memberikan edukasi,” ucapnya. (*)
Editor: Edho Sinaga