Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyampaikan duka atas temuan 215 jasad anak suku asli di sebuah sekolah dan asrama tua di British Coumbia. Trudeau menyebut pemerintah Kanada akan berpihak dan mendukung keberadaan masyarakat suku asli, dan meminta para menteri untuk memberikan bantuan.
“Sebagai seorang ayah, saya tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya anak-anak saya meninggalkan saya,” ujar Trudeau, Selasa (1/6/2021).
Baca juga : Pria berbaju zirah ini bunuh dua warga kanada dengan pedang
Kanada mendesak kotak hitam pesawat jatuh di Iran dikirim ke Prancis
Putra mata-mata Rusia kembali dapat kewarganegaraan Kanada
adIa mengatakan perlunya dukungan (sekolah dan perumahan) penyintas dan komunitas suku asli.
“Kanada akan berada di sana untuk mendukung komunitas suku asli, kami akan melihat sejauh mana trauma ini dan mencoba memberikan kesempatan bagi keluarga dan komunitas adat untuk pulih,” kata Trudeau, lebih lanjut.
Menurut Tk’emlups te Secwepemc Nation, jasad ratusan anak tersebut adalah siswa Kamloops Indian Residential School yang ditutup pada 1978. Sekolah tersebut merupakan sekolah asrama terbesar di Kanada.
Sekolah tersebut dikelola oleh gereja Katolik atas nama pemerintah Kanada dari tahun 1890 hingga 1969, sebelum Ottawa mengambil alih pemerintahan dan menutupnya satu dekade kemudian.
Data resmi hanya mencatat 50 kematian di sekolah tersebut. Sistem sekolah asrama atau boarding Kanada memang telah lama dikritik dan model sekolah tersebut sudah dihentikan.
Sejauh ini, ditemukan lebih dari 4.100 anak meninggal saat bersekolah di residential school di Kanada. 215 jasad anak yang baru-baru ini ditemukan diyakini belum termasuk dari ribuan anak yang meninggal tersebut.
Sistem sekolah tersebut dinilai secara paksa memisahkan anak-anak suku asli Kanada dari keluarga mereka. Sebuah penyelidikan selama enam tahun menganggap sistem sekolah tersebut merupakan “genosida budaya”.
Trudeau mengaku amat terpukul terhadap apa yang harus dialami oleh komunitas suku asli selama ini, dan menyebut negara akan berpihak pada keberadaan mereka.
“Bayangkan komunitas mereka yang tidak pernah melihat mereka lagi. Pikirkan harapan mereka, impian mereka, potensi mereka, semua yang akan mereka capai,” ujar Trudeau sedih. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faiso