Papua No.1 News Portal | Jubi
New York City, Jubi – Sejumlah penelitian baru menunjukkan sekitar sepertiga anak-anak di Amerika Serikat yang duduk di kelas-kelas paling rendah tidak mencapai tolok ukur membaca standar saat pandemi Covid-19 memasuki tahun ketiga. New York Times melaporkan angka tersebut naik secara signifikan dibandingkan sebelum pandemi, menurut laporan surat kabar itu, dikutip Xinhua dan Antara, Selasa (8/3/2022).
“Anak-anak di setiap kelompok demografis telah terdampak, tetapi anak-anak kulit hitam dan Hispanik, serta mereka yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah, penyandang disabilitas, dan yang tidak fasih berbahasa Inggris paling jauh tertinggal,” tulis surat kabar dalam laporannya.
Baca juga : Diplomat AS hendak tinggalkan Beijing terkait Covid-19 ini tanggapan Cina
AS catat lebih dari 1 juta kematian selama pandemi Covid-19
Kasus Covid-19 di Malaysia turun dalam tiga hari terakhir meski sedikit
Di Virginia, keterampilan membaca pada usia dini berada pada titik terendah dalam 20 tahun terakhir pada musim gugur ini. Sedangkan di wilayah Boston, 60 persen siswa di beberapa sekolah dengan tingkat kemiskinan yang tinggi telah teridentifikasi sangat berisiko mengalami masalah membaca. Menurut laporan tersebut angka itu dua kali lipat dari jumlah sebelum pandemi.
“Krisis literasi tersebut tidak dimulai seiring pandemi. Pada 2019, hasil ujian nasional dan internasional menunjukkan performa membaca warga Amerika tercatat stagnan atau menurun, dan kesenjangan antara performa membaca tinggi dengan rendah semakin lebar,” tulis artikel yang bertajuk “‘Mengkhawatirkan’: Anak-Anak Sangat Tertinggal dalam Membaca”.
Ketertinggalan kemampuan membaca itu disebabkan beragam, tetapi banyak ahli menunjuk pada kurangnya tenaga pendidik yang terlatih dalam pemahaman fonik dan fonemik, yakni keterampilan dasar untuk mengaitkan suara bahasa Inggris lisan dengan huruf yang muncul di halaman.
“Pandemi telah memperburuk masalah itu,” tulis artikel itu. (*)
Editor : Edi Faisol
an