Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Presiden Prancis Emmanuel Macron meminta penjelasan resmi dari Perdana Menteri Israel Naftali Bennett soal perangkat mata-mata atau spyware Pegasus, milik perusahaan negara Israel, NSO Group Ltd.
Permintaan itu disampaikan Macron saat melakukan pembicaraan telepon dengan Bennett, Sabtu (24/7/2021). Dalam percakapan itu, Macron mengutarakan kekesalannya tentang laporan bahwa ponselnya dan milik pejabat pemerintah Prancis lainnya disadap.
Baca juga : Pegiat hak asasi manusia Maroko menjadi sasaran peretas
Peretas Cina curi data pemerintah Kamboja
Facebook curigai peretas China diduga awasi orang Uighur di luar negeri
Sedangkan Bennet berjanji penyelidikan tingkat paling tinggi akan diluncurkan. Namun dia menekankan bahwa insiden itu terjadi sebelum dia resmi menjabat.
Tercatat ada 10 negara seperti Bahrain, Kazakhstan, Meksiko, Maroko, Azerbaijan, Hongaria, India, dan Uni Emirat Arab yang diduga menjadi pelanggan NSO Grup dan spyware digunakan untuk mengawasi para aktivis, jurnalis, pengacara, dan politisi.
Perangkat lunak spionase Pegasus selama ini memang hanya dilisensikan kepada pemerintah negara. Perangkat lunak mata-mata itu memiliki kemampuan membobol telepon dan mengakses data ponsel yang terpasang di nomor tersebut.
Sebelumnya Amnesty International melaporkan ada sejumlah presiden, perdana menteri dan raja yang menjadi target dari malware buatan NSO. Salah satunya adalah Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
Di Indonesia sejumlah pakar telah mengingatkan Presiden Jokowi dan pejabat tinggi negara lainnya untuk tak menggunakan aplikasi pesan singkat, WhatsApp guna menghindari spyware Pegasus. Pakar keamanan siber dari Lembaga Riset Siber CISSReC Pratama Persadha menyebut Pegasus bisa melakukan segala hal di smartphone pengguna dengan mengendalikannya dari dashboard.
Bahkan bisa melakukan pengiriman pesan, panggilan dan perekamanan yang tidak kita lakukan. Selain itu, Pratama menyebut kasus Pegasus lain yang paling ramai adalah peretasan ponsel iPhone milik Jeff Bezos. Ponselnya diretas sesaat setelah komunikasi dengan Pangeran Saudi Muhammad bin Salmanl.
Peretasan itu berakhir dengan terkuaknya foto-foto dan chat pribadi dengan selingkuhannya ke publik, seorang pembawa berita nasional di AS, dan Bezos bercerai dari istrinya.
Dari tim forensik yang memeriksa ponsel Bezos ditemukan bukti yang mengarah pada ponsel telah diretas oleh Pegasus. Hal ini bisa terjadi lantaran Pegasus bisa memata-matai semua aplikasi yang ada di dalam ponsel, tidak hanya aplikasi WhatsApp. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol