TERVERIFIKASI FAKTUAL OLEH DEWAN PERS NO: 285/Terverifikasi/K/V/2018

Macron desak Putin akhiri operasi militer di Ukraina

Papua
France's President Emmanuel Macron France's President wearing a flower lei and seashell necklaces delivers a speech after a meeting with the President of the French Polynesia Edouard Fitch in Tahiti, French Polynesia in the Pacific Ocean, Tuesday, 27, 2021.President Emmanuel Macron reasserted France's presence in the Pacific on a visit to French Polynesia aimed in part at countering growing Chinese dominance in the region. (AP Photo/Esther Cuneo)

Papua No.1 News Portal | Jubi

Paris, Jubi – Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin mengakhiri operasi militer Rusia di Ukraina dan memastikan perlindungan dan keamanan situs nuklir setempat.

Pejabat Prancis itu mengonfirmasi bahwa Macron telah mengadakan pembicaraan melalui telepon dengan Putin selama hampir dua jam pada Minggu (6/3/2022).

Baca juga : Inggris siapkan 1000 tentara ke Ukraina sejumlah pemimpin dunia jalin diplomasi
Agresi Rusia ke Ukraina Inggris siapkan bantuan militer dan ekonomi
Agresi Rusia ke Ukraina Uni Eropa ancam ambil langkah ekstra

Media Rusia sebelumnya juga memberitakan tentang pembicaraan terbaru antara Putin dan Macron. Macron tetap berkomunikasi secara teratur dengan Putin. Namun, seperti upaya internasional lainnya, upaya Macron itu belum berhasil membujuk Moskow untuk membatalkan operasi militer di Ukraina yang sekarang memasuki hari ke-11.

Reuters dikutip Antara, menyebutkan pada Minggu, (6/3/2022) presiden Putin mengatakan kampanyenya di Ukraina berjalan sesuai rencana dan tidak akan berakhir sampai Kiev berhenti berperang.

Pernyataan Putin itu disampaikan saat upaya untuk mengevakuasi warga kota Mariupol gagal untuk hari kedua berturut-turut. Mariupol telah dibombardir secara besar-besaran.

Putin juga menyampaikan komentarnya itu dalam pembicaraan telepon dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan, yang menyerukan gencatan senjata dalam konflik antara Rusia dan Ukraina.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut bahwa konflik antara kedua negara tersebut telah menciptakan krisis pengungsi yang tumbuh paling cepat di Eropa sejak perang dunia kedua. (*)

Editor : Edi Faisol

Baca Juga

Berita dari Pasifik

Loading...
;

Sign up for our Newsletter

Dapatkan update berita terbaru dari Tabloid Jubi.

Trending

Terkini

JUBI TV

Rekomendasi

Follow Us