Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – DPR Papua menyatakan fenomena siklus kekerasan di Papua cenderung kebanyakan terjadi jelang akhir tahun.
Wakil Ketua DPR Papua, Yulianus Rumbairusy mengatakan meski itu adalah kenyataan, akan tetapi pihaknya mengaku tidak bisa menduga-duga ada makna apa di balik itu.
“Saya pikir kita tidak bisa menjustifikasi akhir tahun ini, nanti kita salah lagi. Tapi bahwa insiden kita akui ada yang terjadi terutama (jelang) akhir tahun. Kita sendiri juga bingung kenapa terus terjadi seperti begini, sebelum kita punya data valid,” kata Rumbairusy kepada Jubi, Kamis malam (26/11/2020).
Menurutnya, para pemangku kepentingan di Papua juga tak bosan mengimbau agar semua pihak dapat menahan diri. Menciptakan situasi Papua yang damai. Akan tetapi kekerasan terus terjadi di Bumi Cenderawasih.
“Kita pusing sendiri di daerah ini. Mungkin kita [harus bicara] sampai ke tingkat pusat. Apakah pada tingkat menteri, atau kalau perlu ke ketemu presiden. Kita merencanakan seperti itu,” ucapnya.
Baca juga:
Hingga kini kata Rumbairusy, DPR Papua mempertanyakan mengapa jelang akhir tahun sering terjadi insiden kekerasan di provinsi paling Timur Indonesia itu. Yang disayangkan, kebanyakan korban adalah warga sipil.
Situasi wilayah yang tak aman, meresahkan warga setempat. Tak jarang mereka memilih mengungsi ke daerah yang dianggap aman. Namun ada di antara warga memilih bertahan di kampungnya.
“Memang kampungnya di situ, hidup di situ. Mereka mau kemana lagi? Memang insiden seperti itu berentet terus. Sebenarnya bukan hanya akhir tahun, pada momen tertentu juga, namun rakyat sipil yang korban,” ujarnya.
Rumbairusy mengatakan, menciptakan Papua tanah damai merupakan keinginan semua pihak. Bukan hanya DPR Papua.
“Kalau solusinya melalui dialog damai, kenapa tidak. Itu bukan sesuatu yang niscaya dilakukan. Saya kira itu bisa saja. Tinggal bagaimana kita menyatukan persepsi,” katanya.
Wakil Ketua Komisi Bidang pemerintahan, politik, hukum, keamanan dan HAM, Paskalis Letsoin mengatakan semua pihak di Papua mesti menahan diri. Tidak mengedepankan kekerasan.
“Jangan mengedepankan penggunaan senjata. Kami juga terus menyerukan perdamaian,” kata Paskalis. Katanya, pihaknya tak bisa berasumsi apa motif di balik berbagai kejadian tersebut.
“Kami tidak bisa berasumsi terlalu jauh apa motifnya. Tapi kami hanya ingin jangan selalu menggunakan kekerasan dan mengorbankan rakyat sipil,” ucapnya. (*)
Editor: Syam Terrajana