Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Ketua DPR Papua, Jhony Banua Rouw, mengingatkan para pekerja seni di Papua tidak menjual produk yang dibuat di luar Papua saat Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, 2-15 Oktober 2021.
Pernyataan itu dikatakan Jhony Banua Rouw, saat mewakili Pemprov Papua menghadiri Temu Kangen Seniman-Seniwati Tanah Papua se-Indonesia, yang digelar Komite Seni dan Budaya Nusantara (KSBN) Provinsi Papua, di Kota Jayapura, Selasa (31/8/2021).
“Yang dijual mesti karya yang benar-benar dari Papua atau dibuat di Papua. Jangan jual batik atau patung Papua tapi dibuat dan dibawa dari luar. Itu namanya cap Papua tapi dibuat di luar Papua,” kata Jhony Banua Rouw.
Menurutnya, selain ini kualitas dan harga karya para seniman Papua mesti dijaga. Jangan sampai harganya lebih mahal dari dibadingkan yang dibuat di luar Papua dan dikirim ke Papua, untuk dijual.
Iapun meminta agar KBSN dapat merangkul semua seniman di Papua, untuk pengembangan seni bersama. Selain itu, karya para seniman Papua dipandang mesti memiliki hak cipta sebagai proteksi.
Katanya, para seniman juga dapat mengusulnya rancangan peraturan daerah atau raperda ke DPR Papua sebagai payung hukum nantinya.
“Raperda tidak hanya diusulkan eksekutif, atau hak inisiatif angggota dewan atau gabungan anggota dewan. Kalau bapak ibu punya ide menyusun raperda, silahkan rumuskan tapi mesti melihat kepentingan rakyat, bukan kepentingan kelompok,” ujarnya.
Baca juga: Perlu gerakan bersama kembangkan seni dan budaya di Papua
Staf ahli bidang pengembangan masyarakat adat dan budaya Provinsi Papua, Paskalis Netep, menyatakan perlu gerakan bersama para pihak dalam pengembangan seni dan budaya di Papua.
“Saya secara pribadi berterima kasih, event ini bisa digelar. Kita butuh satu gerakan bersama untuk pengembangan seni dan budaya di Papua dan didukung semua komponen,” kata Netep.
Katanya, Papua memiliki keanakaragama seni dan budaya yang belum dikemas dan dipublikasikan dengan baik. Sebab, para seniman di Papua belum diorganisir secara baik. Mereka masih jalan sendiri dengan kemampuannya sendiri.
“Ke depan dari sisi pembiayaan, kita mesti perhatikan keberadaan para seniman ini. Melalui wadah KSBN ini, kita bisa menggalang para seniman yang ada. Dengan adanya pertemuan ini kita bisa saling mengevaluasi,” ucapnya. (*)
Editor: Dewi Wulandari