Papua No.1 News Portal | Jubi
Manokwari, Jubi – Gerakan Pramuka Kwartir Daerah (kwarda) Papua Barat melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Loedwidck Mandacan, di Manokwari, sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa para pahlawan bangsa yang telah meletakkan dasar pembangunan di Papua Barat.
Wakil ketua bidang organisasi, gerakan pramuka kwarda Papua Barat, Rudi Maturbongs, mengatakan ziarah ini dilakukan, mengawali rangkaian kegiatan menyambut ulang tahun gerakan pramuka ke 59 tahun, tanggal 14 Agustus 2020.
“Rangkaian kegiatan memperingati hari jadi gerakan Pramuka ke 54 di tahun ini, kita awali dengan ziarah ke TMP Loedwidck Mandacan, untuk beri penghormatan kepada para pahlawan bangsa, terutama para pahlawan yang telah berkarya dalam kebangkitan gerakan kepramukaan di Indonesia termasuk di Papua Barat,” kata Rudi, Selasa (11/8/2020) di TMP Loedwidck Mandacan.
Rudi mengatakan, perayaan tahun ini [59 tahun Pramuka], disesuaikan dengan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19, sehingga kegiatan kepramukaan yang identik dengan perkemahan, hiking, atau kegiatan outbond lainnya ditiadakan. Dia pun mengatakan, tema sentral HUT 59 gerakan Pramuka tahun 2020 adalah, peran gerakan pramuka dalam penanggulangan bencana Covid-19 dan bela negara.
“Kita lebih pada pencegahan Covid-19, sehingga kegiatan pramuka yang mengumpulkan orang dalam jumlah banyak, ditiadakan sambil kita bantu sosialisasikan upaya pencegahannya,” ujar Rudi.
Rudi juga mengatakan, salah satu rangkaian kegiatan yang dilakukan adalah ucap janji Pramuka yang akan digelar secara virtual diikuti seluruh kwarda gerakan Pramuka di 34 provinsi.
Sementara, Helena Frida Dewi, anggota badan pengurus gerakan pramuka kwarda Papua Barat, mengatakan salah satu sosok pejuang Papua Barat yang meletakkan dasar pendirian kwarda Papua Barat, adalah Brigjen Mar. Abraham Oktavianus Atururi (anumerta).
Mendiang Pak Bram, sebut Helena, adalah sosok yang militan selama dua periode memimpin Provinsi Papua Barat, di mana semasa hidup [mendiang Bram], sangat peduli dengan pembangunan karakter muda Papua Barat lewat organisasi kepramukaan.
“Saya terkenang sosok pak Bram, yang militan tapi sangat peduli terhadap pembangunan karakter pemuda Papua khususnya di Papua Barat melalui organisasi kepramukaan,” ujar Helena.
Menurutnya, ada kutipan pesan mendiang Bram Atururi, kepada generasi muda Papua Barat adalah terus belajar dan berkarya untuk tanah Papua, dan hindari minuman beralkohol, karena setiap orang dilahirkan ke dunia untuk berkarya dengan apa yang sudah diberikan oleh Tuhan.
“Pak Bram selalu bilang, ‘duduklah di situ, dan jadilah pintar, tak ada orang yang terlahir untuk bodoh’, dan orang mabuk tak bisa membangun tanah Papua,” ujar Helena mengutip pesan mendiang Bram Atururi kepada generasi muda di Papua Barat. (*)
Editor: Edho Sinaga