Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Wakil Walikota Jayapura, Rustan Saru mengatakan peringatan dini bencana hidro meteorologi bagi masyarakat Kota Jayapura perlu dioptimalkan. Masyarakat harus mendapatkan akses peringatan dini bencana hidrometeorologi secara cepat dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG.
Hal itu disampaikan Rustan Saru dalam seminar “Aksi Dini dan Peringatan Dini Untuk Pengurangan Resiko Bencana hidrometeorologi”. Acara ini dilaksanakan secara daring oleh BMKG Wilayah V – Jayapura dalam rangka memperingati Hari Meteorologi Dunia Ke-72, pada Senin (28/03/2022).
Saru mengatakan peringatan dini sangat penting, sebab Kota Jayapura merupakan salah satu kota di Papua yang memiliki risiko bencana hidrometeorologi tinggi . Ia mencontohkan, pada 7 Januari 2022 terjadi bencana banjir dan longsor di Kota Jayapura yang menyebabkan 8 orang meninggal dunia, dan 10 orang lain mengalami luka-luka. Hujan ekstrem merendam ratusan kendaran warga, permukiman, pasar dan fasilitas umum lainnya di Kota Jayapura.
Baca juga: Pemkot Jayapura masih evaluasi pelaksanaan PTM
Saru mengatakan Pemkot Jayapura sudah melakukan koordinasi dengan berbagai instansi terkait, terutama BMKG, terkait penyaluran informasi peringatan dini melalui beberapa media, termasuk WhatsAap. Saru menyatakan pemasangan alat peringatan dini, pemasangan rambu-rambu daerah rawan bencana dan peringatan dini juga bisa disosialisasikan lewat akun media sosial dan website.
“Dengan demikan dampak bencana dapat dikurangi atau diminimalisirkan dan dapat dihindari,” ujarnya.
Pemerintah Kota Jayapura, kata Saru, terus berupaya menyebarluaskan informasi terkait bencana yang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Jayapura. Penyebarluasan informasi itu dilakukan untuk menekankan langkah dan kesiapsiagaan yang disesuaikan dengan peningkatan status risiko ancaman bencana.
“Hal tersebut dimaksudkan agar masyarakat dapat memiliki kepedulian dan kesadaran bahwa bencana dapat datang sewaktu-waktu sehingga saat terjadi bencana masyarakat akan mengerti langkah-langkah yang harus dilakukan,” katanya.
Baca juga: LPMP Papua tidak lagi gunakan sebagai tempat isolasi terpusat
Saru mengatakan Pemerintah Kota Jayapura juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan bencana hidrometeorologi dengan mealukan sosialiasai secara rutin ke keluruhan, kampung, sekolah, puskemas dan lainnya. Tujuannya untuk bersama-sama masyarakat menentukan alat peringatan dini daerah dan evakuasi serta lokasi titik kumpul.
“Terima kasis kepada BMKG yang telah menampilkan informasi harian, mingguan, bulanan tentang peringatan dini bencana,” ujarnya.
Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah V – Jayapura, Hendro Nugroho mengatakan dalam sepuluh tahun terakhir frekuensi bencana hidrometeorologi di Papua terus meningkat. Hal itu dsebabkan perilaku atmosfer yang berubah akibat perubahan iklim global. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G