Papua No.1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Pasukan Rusia mengubah strategi hancurkan kota di Ukraina setelah menggelar invasi selama enam hari. Tercatat tentara Rusia mulai menghancurkan menara televisi di ibu kota Kyiv dan menghujani kota Kharkiv dengan roket saat Moskow mengintensifkan pengebomannya di daerah perkotaan Ukraina, Selasa, (1/3/2022) kemarin.
Seorang pejabat AS mengatakan pasukan kendaraan lapis baja sepanjang satu kilometer belum berhasil menguasai Kyiv. Konvoi pasukan malah terhenti akibat kekurangan bahan bakar dan makanan, atau mungkin berhenti untuk meninjau taktik tempur mereka.
Baca juga : Rusia serang Ukraina korban tewas mulai berjatuhan
NATO desak Rusia tempuh jalur diplomasi dalam krisis Ukraina
Saling tuding Rusia-AS soal pengerahan tentara di Ukraina
Sedangkan kementerian Pertahanan Rusia mengancam warga Kyiv agar segera mengungsi karena mereka akan menyerang semua lokasi yang digunakan oleh pasukan keamanan dan komunikasi Ukraina.
Hampir seminggu sejak pasukan Rusia menyerbu perbatasan, mereka belum merebut satu kota besar Ukraina karena perlawanan sengit dan mungkin tidak mereka duga.
“Melihat operasi Rusia sejauh ini, mereka mengalami masalah luar biasa dengan logistik dan komunikasi. Seluruh upaya tampaknya kacau balau,” kata pakar militer Rusia, Michael Kofman, dalam sebuah tweet.
Banyak analis militer Barat khawatir Rusia akan memilih taktik menghancurkan kota sebelum menguasainya. “Salah satu alasan mengapa hal-hal tampak terhenti di utara Kyiv adalah bahwa Rusia sendiri sedang menumpulkan kekuatan dan meninjau strategi untuk mencoba menyesuaikan dengan tantangan yang mereka hadapi,” kata pejabat senior pertahanan AS, yang berbicara dengan syarat anonim.
Rusia dikejutkan tidak hanya oleh skala perlawanan Ukraina tetapi juga oleh moral yang buruk di antara pasukan mereka sendiri, beberapa di antaranya menyerah tanpa perlawanan, kata pejabat itu, tanpa memberikan bukti.
Namun Rusia masih memiliki lebih banyak kekuatan untuk dikerahkan ke dalam pertarungan.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan, “operasi militer khusus” akan berlanjut sampai mencapai tujuannya, yang didefinisikan oleh Putin sebagai melucuti senjata Ukraina dan menangkap “neo-Nazi” yang katanya menjalankan negara. (*)
Editor : Edi Faisol