Ekaristi Kamis Putih, rela melayani dengan kasih dan cinta

Altar kecil dan sebuah radio milik keluarga Rumlus saat mengikuti misa Kamis Putih melalui RRI – Jubi/Dok keluarga Rumlus
Altar kecil dan sebuah radio milik keluarga Rumlus saat mengikuti misa Kamis Putih melalui RRI – Jubi/Dok keluarga Rumlus

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Nabire, Jubi – Kamis Putih merupakan perayaan kenangan perjamuan malam terakhir. Ini bukan perjamuan keputusasaan atau kesedihan melainkan perjamuan yang penuh keakraban, perjamuan persaudaraan dan penuh makna. Perjamuan itu simbol penyerahan hidupNya Tuhan Yesus yang total. Bahwa tubuh dan darah-Nya diberikan demi keselamatan murid-murid-Nya.

Read More

Itulah ekaristi kudus, kenangan kurban Salib Kristus. Pemberian diri Yesus yang sehabis-habisnya itu dilambangkan pula dalam upacara pembasuhan kaki para rasul yang akan dikenang dalam keheningan.

“Untuk semua pengorbanan dan cinta Tuhan, kita diajak untuk juga memberi pelayanan yang sama yaitu rela melayani dengan kasih dan cinta. Sumber kekuatan akan senantiasa ditemukan saat kita rayakan perjamuan Tuhan dalam ekaristi,”.

Hal tersebut disampaikan Pastor Simon Ciptasuwarno, SJ dalam homilinya saat memimpim misa perayaan ekaristi Kamis Putih di RRI Nabire, Kamis (9/4/2020) petang.

Menurutnya, terdapat tiga pesan sabda Tuhan melalui tiga bacaan pada perayaan Kamis Putih tahun 2020. Bacaan pertama yaitu kitab keluaran12:1-8.11-14, “Ketetapan tentang Perjamuan Paskah”. Bacaan kedua yakni, 1Kor. 11:23-26, “Setiap kali kamu makan dan minum, kamu mewartakan wafat Tuhan”. Bacaan ketiga yaitu dari Injil Yohanes 13:1-15, “Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir”.

Romo Cipta menjelaskan pada kitab keluaran, perayaan Paskah yang dilakukan oleh bangsa Yahudi setiap tahun dalam memperingati dibebaskannya bangsa itu dari tanah Mesir oleh Tuhan sendiri, karena darah anak domba yang dikorbankan untuk keselamatan.

Sementara, bacaan kedua surat Rasul Paulus pertama kepada umatnya di Korintus. Di mana  umat beriman merayakan perjamuan ekaristi untuk memperingati ditebusnya umat manusia berkat kurban Tuhan Yesus di salib.

“Maka setiap kali umat Allah atau kita merayakan ekaristi, kita mewartakan penebusan Tuhan yang terjadi saat ini juga. Sedangkan Injil Yohanes pasal 13 yang kita dengarkan, menyatakan bahwa tanda dan buktinya umat Tuhan ditebus adalah berani melakukan perintah-NYA, yaitu mengabdi dan mengasihi sesama yang dilambangkan dengan membasuh kaki yang berarti mau melayani orang-orang lain dengan rendah hati. Sehingga, sabda Tuhan pada hari raya Kamis Putih ini mengajak kita untuk mengabdi kepada sesama demi cinta kita kepada Tuhan,” jelasnya.

Terpisah, seorang umat, Zakarias Rumlus, mengakatan kesediahannya di saat perayaan Tri Hari Suci tahun 2020 ini. Bagi Rumlus dan keluarganya merasa sedih karena terpaksa harus mengikuti misa kudus melalui siaran RRI tanpa bisa ke gereja.

“Kami mengeti bahwa ini situasional. Namun tentunya kurang fokus dan kita tidak menyambut atau menerima tubuh dan darah Kristus, serta kurang menghayati peristiwa sengsara sampai kebangkitan  Kristus. Jujur, kami sangat sedih tapi tidak berdaya,” ungkapnya. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply