Puluhan ribu hektare lahan pertanian di Sumba Timur terendam banjir

Ilustrasi banjir di Tonga. - RNZI/ HMAF
Ilustrasi banjir di Tonga. – RNZI/ HMAF

“Lahan pertanian yang terdampak banji itu sudah ditanami, ada yang sudah dipanen dan juga sebagiannya baru siap dipanen,”

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Read More

Kupang, Jubi– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur mencatat 75 ribu hektare lahan pertanian di Kecamatan Pahunga Lodu, terdendam banjir pada Rabu (20/5/2020).

“Lahan pertanian yang terdampak banji itu sudah ditanami, ada yang sudah dipanen dan juga sebagiannya baru siap dipanen,” kata Sekretaris BPBD Kabupaten Sumba Timur, Herry Ratucoreh, Kamis, (21/5/2020).

Baca juga : Petani ikan di Desa Belumai rugi miliaran karena banjir bandang 

Petani nanas Siak kebanjiran pesanan di tengah Corona

Penanggulangan dampak banjir bandang Sentani tetap berlanjut

Ia menjelaskan banjir di Pahunga Lodu terjadi setelah sebelumnya, Selasa (19/5/2020), akibat hujan mengguyur daerah tersebut sepanjang hari. Selain 75 ribu hektare lahan pertanian, ada 44 rumah warga setempat juga terendam banjir namun tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

“Intensitas hujan cukup tinggi pada Selasa yang terjadi di sebagian besar wilayah Sumba Timur, ditambah lagi daerah setempat berada di pesisir dan saat itu air pasang sehingga air tertahan di pemukinan warga dan lahan pertanian,” kata Herry menjelaskan.

Herry menyebutkan hingga hari ini genangan air di pemukiman warga sudah menyusut, sedangkan sebagian besar lahan pertanian masih terendam. Banjir juga menghanyutkan komoditi padi milik warga yang baru dipanen. Kondisi itu menambah kesulitan warga dalam memenuhi kebutuhan pangan, apalagi di tengah pandemi virus corona jenis baru Covid-19.

Pemerintah Kabupaten Sumba Timur melalui BPBD telah melakukan upaya penanganan cepat pascabencana tersebut. “Tim kami juga sudah melakukan evakuasi warga menuju tempat aman, selain itu menyalurkan bantuan logistik bagi warga terdampak banjir,” katanya. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply