Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Sebanyak 21 anak buah kapal (ABK) Kapal Motor Tanker Ocean Star terombang-ambing di perairan Timor Leste selama kurang lebih empat bulan. Badan Keamanan Laut (Bakamla) pun mengerahkan kapal KN Ular Laut-405 di Tual, dan KN Kuda Laut-403 di Ambon untuk menyelamatkan para ABK yang seluruhnya berkewarganegaraan Indonesia itu.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Bakamla Kolonel Wisnu Pramandita memastikan saat ini 21 ABK tersebut telah dievakuasi.
“Sudah ditangani. Sudah dapat bantuan dari KBRI untuk sementara,” kata Wisnu, Jumat (18/6/2021) kemarin.
Baca juga : Belasan ABK isolasi mandiri di kapal usai positif Covid-19, di Aceh ibu anak meninggal
Cuaca ekstrem sebabkan kapal penumpang di pelabuhan NTT ini tenggelam
Polisi temukan lima mayat ABK dalam mesin pendingin kapal
Berdasarkan keterangan para ABK, kapal tiba di Dili pada 3 April lalu. Kedatangan mereka untuk mendukung kegiatan operasional minyak dan gas (migas) di Timor Leste dengan armada kapal sewaan.
Sedangkan saat meminta pertolongan, kapal juga dalam keadaan mati mesin dan mati listrik. Hanya genset penerangan saja yang dapat dinyalakan. Status bahan bakar minyak saat itu sudah 0 persen. Hal itu menyebabkan pompa tidak dapat berfungsi untuk menanggulangi kebocoran yang terjadi di salah satu ruangan.
Meski sudah dievakuasi, kondisi para ABK ini belum sepenuhnya membaik. Mereka belum bisa dibawa ke daratan dan pulang ke kediaman masing-masing. “Saat ini mereka masih berada di perairan Timor Leste,” kata Wisnu menambahkan.
Salah satu istri ABK, Nurliah menuturkan suaminya yang terjebak di kapal itu belum juga menerima bayaran dari pihak perusahaan yang menyewa jasanya.
Bahkan, kata Nurliah, sang suami bersama ABK lainnya ditelantarkan hanya mampu mengonsumsi mi instan. Itu pun, kata dia, setelah mendapatkan bantuan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Timor Leste.
“Kondisi terakhir hanya mengonsumsi Indomie, itu pun bantuan dari pihak KBRI bukan dari perusahaan. Kemudian stok BBM-nya juga tidak disuplai lagi,” katanya.
Nurliah berharap kapal yang ditumpangi suaminya dapat berlayar kembali dan pulang ke rumah membawa gaji yang sesuai kesepakatan kontrak kerja.
Peristiwa ABK telantar empat bulan ini viral setelah ada awak kapal yang mengunggah video permintaan tolong lewat media sosial. Kondisi kapal dan ABK disebut sangat memprihatinkan. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol