Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Momentum 92 tahun Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2020 dimaknai beragam oleh generasi muda di Provinsi Papua.
Jubi mewawancarai sejumlah pemuda dari berbagai kalangan, seperti politikus muda, dan pimpinan organisasi kepemudaan di Jayapura, Papua pada Rabu (28/10/2020).
Anggota Komisi A DPR Kota Jayapura Yoan Alfredo Wambitma menilai sejauh ini pemuda sudah siap memberikan kontribusi dalam bentuk pengabdian kepada pemerintah.
“Hanya saja memang kurang adanya ruang-ruang yang diberikan pemerintah kepada pemuda untuk mengambil peran pembangunan di berbagai sektor,” katanya.
Dalam pertemuan dengan Kesbangpol Kota Kayapura, kata Wambitma, Komisi A DPR Kota Jayapura menyarankan agar organisasi kepemudaan di Kota Jayapura perlu didata dan dilakukan pembinaan.
Tujuannya agar para pemuda tidak kehilangan arah dan melakukan tindakan-tindakan yang merugikan pemerintah dan masyarakat.
“Kami sudah sampaikan agar pemuda dibina dan disiapkan anggarannya, untuk yang lain tinggal pemerintah daerah bersinergi dengan mereka,” ujarnya.
Namun, ia mengingatkan agar pemuda tidak hanya melakukan eforia, melainkan harus memiliki rasa tanggung jawab untuk mengambil peran pembangunan.
Menurut Wambitma, pemuda harus didorong, digerakan, dan dimanajemen melalui organisasi atau komunitas guna melakukan tindakan nyata dengan terlibat langsung di masyarakat.
“Pemuda-pemuda ini punya tenaga, pikiran, dan semangat, tentu perlu berkolaborasi dengan pemerintah, kerena pemerintah memiliki anggaran, tinggal pemerintah buka ruang semua jalan,” katanya.
Ia menyarankan pemuda mesti memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi saat ini. Selain itu juga harus pintar memilah isu sensitif di daerah, supaya tidak banyak mengorbankan pemuda dan menghambat pembangunan.
Ketua DPD KNPI Kota Jayapura Otniel Deda mengatakan pemuda tidak boleh bersantai tapi harus bersiap menghadapi kondisi pasar bebas dengan kompetisi yang profesional.
“Pemuda harus jeli melihat segalah fenomena dan perkembangan yang berkaitan dengan dampak-dampak global,” ujarnya.
Agar tidak ketinggalan zaman dan peluang, kata Deda, maka pemuda perlu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih matang dan lebih baik.
“Baik melalui organisasi pemuda, maupun organisasi keagamaan, kewirausahan, dan politik,” katanya.
Dalam momentum Sumpah Pemuda, kata Otniel, pemuda harus meluangkan waktu dan memanfaatkan masa muda dengan baik dalam kegiatan-kegiatan positif.
“Kelak pemuda Papua berusia 45 tahun dan berakhirnya Otsus di 2021 mampu memposisikan diri dan memberikan ide dalam pembangunan kemajuan Papua,” ujarnya.
Otniel mengajak seluruh pemuda untuk mempersiapkan diri menyambut PON XX dan hajatan tersebut dapat berjalan lancar dan sukses di Tanah Papua.
“Mari kita sama-sama menyukseskan PON, kita jadikan Papua tuan rumah yang baik dengan menciptakan Papua tanah damai demi suksesnya PON,” katanya.
Ketua HMI Cabang Jayapura Putra Rumaigia mengatakan momentum Sumpah Pemuda harus menjadi refleksi bagi pemuda, karena kemajuan peradaban suatu bangsa selalu diisi oleh peran pemuda yang signifikan.
“Mari refleksikan peran diri kita, kelompok kita bahwa ada peran strategis harus diambil pemuda dalam pembangunan bangsa,” ujarnya.
Menurut Putra, pemuda selalu menjadi garda terdepan dari kelanjutan estafat bangsa. Karena itu, dibutuhkan solidaritas pemuda dalam membangun kemajuan bangsa.
Ia mengatakan, penting meningkatkan kreativitas guna mengisi pembangunan bangsa dengan mulai membuat perubahan kecil bagi diri, kelompok, komunitas, bahkan untuk daerah dan bangsa.
Ia berharap pemuda Papua tetap memegang solidaritas tanpa memandang suku, agama, dan ras demi terciptanya gerakan moral di kalangan pemuda.
“Untuk itu solidaritas menjadi spirit kita, menjadi tanggung jawab kita bersama memajukan Tanah Papua,” ujarnya.
Ketua GMKI Kota Jayapura Viktor Timbul mengatakan momentum Sumpah Pemuda bisa mengilhami pemuda untuk turut serta berpartisipasi menopang pembangunan kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Sehingga kita menjadi pemuda yang tidak bisa dipecah-belah dengan iklim dan dinamika yang ada,” katanya.
Pesannya, kata Viktor, pemuda tetap menjadi tulang punggung negara dan memanfaatkan perkembangan yang ada dengan mengisi panggung-panggung pemuda yang telah tersedia.
“Ini menjadi nilai tambah bagi kemajuan pemuda yang dapat berkontribusi untuk kehidupan masyarakat,” ujarnya.
Ketua PMKRI Cabang Jayapura Wakol Yelipele mengatakan Sumpah Pemuda menjadi momentum untuk mengatasi permasalahan di Tanah Papua.
“Baik itu pembunuhan, ketertinggalan di bidang SDM, kesehatan dan pendidikan,” katanya.
Yelipele berharap momentum ini menjadikan momen pemuda bangkit dan bersatu melawan persoalan, terutama melawan persoalan miras dan narkoba.
“Baik dari organisasi kepemudaan maupun organisasi tingkat lainnya,” ujarnya.(CR7)
Editor: Syofiardi