Polisi selidiki kasus penganiayaan petugas kebersihan Nabire

penyelidikan Papua
Ilustrasi penyelidikan. Pixabay.com/Jubi
Ilustrasi penyelidikan. Pixabay.com/Jubi

Nabire, Jubi – Seorang petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Nabire Yusuf Badii (YB) yang kesehariannya bertugas mengatur dan mengawasi masuknya sampah di Terminal Oyehe Nabire,diduga  dianiaya oleh warga setempat. Kejadian itu berlangsung pada Sabtu sore lalu, (06/04/2019) .

YB saat ditemui Jubi di Nabire, Rabu (10/04/2019) mengisahkan, peristiwa itu terjadi saat dirinya sedang membersihkan sampah – sampah agar tidak berserakan di areal tersebut. Dalam sehari, dia bertugas tiga kali menyapu areal tersebut. Pagi, siang dan sore.

Read More

Kata YB, saat dirinya sedang menyapu sampah, datanglah seorang warga yang membuang sampah, tapi tidak buang ke dalam malahan di tempat yang barusan disapu.

Dia lalu menegur agar sampah dimasukan agak ke dalam, jangan berhamburan di luar. Akan tetapi warga yang membuang sampah malah menyampaikan bahwa dia telah membayar retribusi

“Saya tegur, abang kenapa ko (kamu) buang di situ, buang agak ke dalam,tapi dia tidak. Orang pendatang itu bilang biasa bayar retribusi, saya juga bilang bahwa memang benar bayar retribusi tapi di sini ada petugas yang atur biar rapi dan tidak berhamburan. Dia langsung pukul saya,” kisahnya.

Karena dirinya di pukul, dia lalu membalas. Kemudian pelaku lari ke dalam pasar sementara YB berlari menuju ke arah pos kota. Tapi di sana tidak ada petugas kepolisian, di (YB) lalu kembali ke terminal (TKP). Tiba – tiba ada beberapa teman pelaku yang datang lalu mengejarnya.

Karena YB sendirian, dia lalu berlari ke arah supermaket Hadi. Namun dia terus dikejar pelaku dan teman – temannya. Sesampainya di depan tiba – tiba mereka (pelaku), sudah menggunakan lima motor dan langsung menghadang, dua di depannya dan tiganya di belakang.

“Dorang langsung tangkap dan pukul saya di situ pakai balok dan banting saya lalu mereka tarik saya kembali ke pos kota,” bebernya.

Sesampainya di pos kota, YB dimasukkan ke dalam sel tahanan. Namun dirinya tidak mengetahui apakah yang memasukan ke sel adalah petugas pos atau masyarakat, sebab tidak ada yang berpakaian seragam di sana.

Lima menit kemudian, lanjut YB, datanglah tiga orang lalu memukul lagi dengan menggunakan sesuatu seperti sapu, bahkan dia menduga yang dipakai adalah alat tajam. Hal itu dirasakan setelah menyadari kalau kepalanya berlumuran darah.

“Saya juga tidak tahu dari mana sampai ada kunci sel, tapi saya dipukul dengan sapu, kemudian ada alat tajam sebab saya rasa bukan lagi sapu karena langsung darah keluar dari kepala,” tuturnya.

Beberapa saat kemudian, karena ada masyarakat YB datang dan melihat kondisi ini dan berpapasan dengan datangnya mobil Sabhara. Pintu sel dibuka dan dia lalu dibawa ke Polsek Nabire Kota. Di sana menurut YB, ada Kapolsek. Lalu disuruhnya korban di bawa ke RSUD Nabire untuk di visum.

“Pak Kapolsek ada di depan kantor. Lihat saya darah lalu dia suruh antar ke rumah sakit untuk divisum,” ujarnya.

Terpisah, Sekretaris DLH nabire, Yohanes Ramandei menyesalkan tindakan tersebut. menurutnya, kehadiran petugas di Terminal Oyehe adalah untuk mengontrol sampah dari masyarakat di areal tersebut.

“YB, ini kami tugaskan disana untuk mengatur dan membersihkan sampah – sampah yang mengganggu aktivitas terminal. Seharusnya hal ini tidak terjadi dan warga yang membuang sampah harus mengerti situasi ini, ” ucap Ramandei.

Pasalnya kata dia, warga sering membuang sampah sembarangan, tidak ke bagian dalam. akibatnya sampah sering memenuhi sebagian terminal.

“Maka YB harus membersihkan dan mengangkat sampah – sampah ini ke bagian dalam. mengaturnya agar rapi sebelum diangkut agar tidak berserakan, ” bebernya.

Terkait sampah yang dibuang masyarakat terminal ini, dijelaskan Ramandei, bahwa ada beberapa pasar yang sengaja dijadikan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sementara. Di Pasar Kalibobo, Pasar Karang Tumaritis dan Terminal Oyehe, pihaknya menempatkan petugas kebersihan.

Pihaknya juga masih menunggu penerapan Perda sampah dari bagian hukum pemkab Nabire. Perda itu, menurutnya tinggal menunggu persetujuan dari biro hukum Provinsi Papua.

“Kami sedang berupaya untuk Nabire memiliki TPS. bahkan dalam rencana strategis sudah diajukan, tinggal tunggu pelaksanaannya,” katanya.

Ramandei menginginkan, kasus ini dibuka sejujur – jujurnya agar tidak ada spekulasi dari masyarakat yang berlebihan.

“Kami mau diusut tuntas, tinggal menunggu hasil visum sebab dipukul dan dilukai di dalam sel, ” katanya.

Beda versi

Sementara itu, Kapolres Nabire AKBP Sonny M. Nugroho, sebagaimana dikutip dari Tribratanews.papua.polri.go.id mengungkapkan versi yang berbeda soal kronologi kejadian tersebut.

Sonny M. Nugroho T, SIK mengatakan bahwa kasus tersebut terjadi pada hari sabtu (06/04) pukul 18.30 wit malam, di terminal pasar oyehe Kabupaten Nabire.

Kapolres Nabire juga menyampaikan, yang beredar di medsos adalah tidak benar, karena hari, tanggal dan jamnya tidak sesuai fakta.

Dari hasil keterangan, terlapor R (33) menerangkan bahwa, saat itu dia hendak membuang sampah kemudian korban YB menegur karena sudah membuang sampah di tempat yang sudah dibersihkan.

Setelah itu, reaksi dari R memyampaikan bahwa sudah membuang sampah itu di tengah, namun YB tidak terima sehingga melakukan pemukulan terhadap R .

Kemudian datang teman-teman dari YB untuk melakukan pengeroyokan terhadap R sehingga R lari kedalam pasar untuk meminta tolong.

Berselang kemudian, datang massa yang muncul untuk membantu R dan massa tersebut mengejar YB sampai di depan swalayan Hadi (dulunya Luky).

Setelah itu YB dihakimi massa kemudian YB diamankan di pos polisi Oyehe.

“Dengan kejadian tersebut, anggota piket Polsek Nabire Kota mendatangi pos polisi Oyehe dan membawa YB ke Mako Polsek Nabire Kota,” tambah Kapolres.

“Untuk kasus tersebut sudah ditangani oleh Unit Reskrim Polsek Nabire Kota dan untuk saat ini terlapor R sudah diamankan di Polsek Nabire Kota guna dilakukan pemeriksaan,” kata Sonny.

“Namun terlapor R juga membuat LP (Laporan Polisi) tandingan karena terlapor menerangkan dikeroyok oleh pelapor bersama teman-temannya, sehingga sampai saat ini masih dilakukan pemeriksaan secara intensif terhadap Pelapor maupun terlapor,”ujarnya.

Terkait hal itu, Sonny mengimbau masyarakat Nabire, agar tidak mudah percaya dalam hal informasi yang tidak benar atau hoax. “Cek dan ricek kebenarannya setiap info yang beredar. Konfirmasi terlebih dahulu kepada pihak yang berkompeten sebelum disebarkan. Dan diharapkan masyarakat juga menciptakan suasana yang sejuk menjelang perhelatan akbar Pilpres dan Pileg 2019 guna kita sukseskan bersama,” tutupnya. (*)

Editor: Syam Terrajana

Related posts

Leave a Reply