Polisi bubarkan bakar batu di Mimika, John Gobai: Copot Kapolresnya!

Aparat kepolisian saat membubarkan acara bakar batu di Mimika - Jubi. Dok LEMASA.
Aparat kepolisian saat membubarkan acara bakar batu di Mimika – Jubi. Dok LEMASA.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Anggota DPR Papua dari mekanisme pengangkatan perwakilan wilayah adat Meepago, John NR Gobai menilai Kapolres Mimika tidak memahami adat dan budaya masyarakat di wilayah hukumnya.

Read More

Hal itu dikatakan Gobai terkait pembubaran bakar batu (budaya masyarakat pegunungan Papua) yang digelar Lembaga Masyarakat Adat Suku Amungme (LEMASA), Kamis (19/9/2019).

“Ini menunjukkan kapolres Mimika tidak memahami adat istiadat di Mimika. Memelihara prasangka bahwa daerah ini daerah rawan,” kata Gobai ketika menghubungi Jubi, Kamis malam (19/9/2019).

Menurutnya, bakar batu yang digelar LEMASA tersebut sebagai bentuk syukuran masyarakat dan mahasiswa, karena mahasiswa Mimika yang kuliah di luar Papua kembali ke kampung halamannya dengan selamat.

“Apa yang salah dari acara selamatan yang dibuat oleh LEMASA? Saya minta Kapolres Mimika dicopot, dan anak-anak yang ditangkap saat pembubaran, segera dibebaskan,” ujarnya.

Katanya, tindakan pembubaran yang dilakukan Polres Mimika tersebut menunjukkan sikap represif aparat keamanan saat berhadapan dengan masyarakat. Padahal, pada 18 September 2019, LEMASA telah mengajukan surat pemberitahuan izin kepada Kapolres Mimika.

“Tapi kok dibubarkan. Inikan acara adat. Mestinya aparat yang bijaksana memahami itu. Mestinya Kapolres mengamankan kegiatan agar berlangsung aman, bukan membubarkan. Kapolri sebaiknya segera mencopot Kapolres Mimika,” ucapnya.

Sementara Kapolres Mimika, AKBP Agung Marlianto mengatakan, pihaknya tidak mengeluarkan izin terkait kegiatan itu.

“Namun panitia bersikeras melaksanakan kegiatan itu,” kata Agung Marlianto.

Menurutnya, masyarakat sempat melempari aparat keamanan saat pembubaran sehingga polisi mengeluarkan tembakan peringatan ke udara menggunakan peluru hampa dan peluru karet.

“Sebanyak 13 orang kami amankan, termasuk panitia untuk dimintai keterangan,” ucapnya. (*)

Editor: Edho Sinaga

Related posts

Leave a Reply