Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Pesta Paduan Suara Gerejani atau Pesparani Katolik I se-Provinsi Papua akan digelar di Kota Jayapura pada 14 hingga18 November 2019 mendatang. Ketua Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Suara Gerejani Katolik (LP3K) Provinsi Papua, FX Motte mengatakan Pesparani itu akan diikuti 29 kabupaten/kota di seluruh tanah Papua.
“Pesparani ini merupakan kali pertama dilakukan. Saya berharap umat Katolik sama-sama berkumpul, memuji dan membesarkan nama Tuhan, dan juga menjalin hubungan silaturahmi satu dengan yang lain. [Baik dengan] umat Katolik di Provinsi Papua, tapi juga [dengan] umat-umat lain yang ada di Papua,” katanya kepada wartawan, Rabu (16/10/2019).
Motte menyebut Pesparani itu merupakan turunan dari Pesparani Nasional pertama yang digelar di Ambon pada 27 Oktober hingga 2 November 2018 lalu. “Kini saatnya kami melaksanakan Pesparani Papua 1. [Kali ini] Walikota Jayapura, Benhur Tommy Mano sebagai ketua panitia,” ujarnya.
Menurutnya, umat Katolik yang akan hadir kurang lebih 7.000 orang. Mereka akan datang dari semua kabupaten dan kota yang mengikuti lomba ini.
Sementara itu Sekretaris Jemaat GKI Maranatha Polimak, Frits Bernad Ramandey mengapresiasi pelaksanaan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) I di Kota Jayapura, Papua. “Ini kabar yang membahagiakan dan ini luar biasa karena akan mengajak umat untuk mendekatkan diri dengan Tuhan,” katanya.
Pesparani yang akan dilaksanakan akan memberikan kesaksian untuk umat yang lain. “Karena pujian tidak hanya kepada orang Katolik, namun akan menjadi kesaksian kepada umat Kristen yang lain.
Uskup Jayapura, Mgr Leo Laba Ladjar, OFM meminta LP3KDP tak hanya sebagai acara seremonial biasa, namun diharapkan memuji Tuhan melalui menyanyi dengan hati, sesuai iman Katolik.
“Bukan layak menyanyi dan ingin mendapatkan juara. Kalau kita menyanyi, pasti ingin mendapatkan pujian saja. Tetapi menyanyi dengan dilandasi semangat yang konkrit dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Leo.
Sekadar diketahui, pelaksanaan Pesta Paduan Suara Gerejani I di Papua mengambil tema “Hatiku siap, ya Allah, aku mau bernyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku” (Mzm 108:2). (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G