Permintaan empat fraksi, tak pengaruhi pelantikan 14 kursi DPRP

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Permintaan empat fraksi di DPR Papua dalam rapat badan musyawarah dan pandangan fraksi, Selasa (12/12/2017), supaya pelantikan 14 kursi anggota DPR Papua ditunda, ternyata tak berpengaruh. Pelantikan tetap dilakukan Ketua DPR Papua, Yunus Wonda menindaklanjuti surat Menteri Dalam Negeri Nomor: 161.91-2387 pada 10 Maret 2017, lewat rapat paripurna istimewa pengucapan sumpah janji anggota DPR Papua melalui mekanisme pengangkatan periode 2014-2019 di ruang sidang DPR Papua, Rabu (13/12/2017).

Ketua DPR Papua, Yunus Wonda ketika membuka peripurna istimewa mengatakan, dinamika pro kontra 14 kursi, membuat semua pihak semakin kuat dan terus berjuang, menjawab satu persatu isi UU Otsus, meski sering harus berhadapan dengan dinamika yang berkembang.

"Siapa yang akan melaksanakan Otsus. Kita sebagai anak negeri yang harus menjawab," kata Wonda.

Menurutnya, sebagai anak negeri, orang asli Papua tahu dari mana harus memulai membangun negerinya.

"Atas nama pimpinan dewan, semua anggota dewan dan rakyat Papua mengapresiasi gubernur dan waki gubernur atas komitmen yang tinggi dan keberanian mendorong pelantikan 14 kursi," ujarnya.

Selain itu, ia juga mengapresiasi anggota DPR Papua dari berbagai fraksi yang berada dalam pansus 14 kursi, dan berbagai pihak lainnya, sehingga dapat menyelesaikan tahapan ini.

Gubernur Papua, Lukas Enembe dalam sambutannya mengatakan, tanggung jawab yang diemban anggota 14 kursi sebagai anggota DPR Papua sungguh berat.

"Akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan masyarakat dan Tuhan Yang Maha Kuasa. Bekerjalah dengan penuh kesungguhan, penuh pengabdian, dan penuh tanggung jawab," kata Lukas Enembe.

Menurutnya, setiap saat anggota DPRP diawasi oleh masyarakat dan Tuhan, sehingga kesampingkan terlebih dahulu kepentingan pribadi, golongan, utamakan kepentingan rakyat, bangsa dan negara.

"Sebagai anggota DPRP melalui mekanisme pengangkatan, harus memposisikan diri sebagai mitra Pemprov Papua," ucapnya.

Salah satu anggota DPR Papua dari jalur pengangkatan yang dilantik, John NR Gobai mengatakan, ini adalah akhir penantian panjang. "Kami bersyukur manusia berkehendak lain, tapi Tuhan berkehendak lain melalui konsistensi DPR Papua," kata Gobai.

Meski sempat ada empat fraksi yang meminta penundaan pelantikan, namun ia menyatakan menghargai sikap politik itu.

"Itu hak politik mereka. Tapi akhirnya kami dilantik. Kami tidak akan berpikir kami ditolak dan menganggap mereka itu lawan dalam DPRP. Mari berpikir kesejahteraan masyarakat Papua," ujarnya.

Katanya, kehadiran 14 kursi melengkapi keistimewaan DPR Papua.

"Tidak perlu ada perbedaan dalam lembaga ini. Kamu datang dari mana dan saya datang dari mana. Kita sama-sama berbakti untuk masyarakat Papua," ucapnya.

Nama 14 anggota DPR Papua dari jalur pengangkatan yang dilantik yakni wilayah adat Mamta yakni Ramses Ohee dan Piter Kwano. Wilayah adat Saireri yakni Yohanes Luis Ronsumbre, Yonas Nusi dan Yotam Bilasi. Wilayah adat Lapago yaitu Arnold Wenekolik Walilo, Jhon W Wilil, Kope Wonda dan Timotius Wakur. Wilayah adat Meepago yakni Ferry Omaleng, Jhon Nasion Robby Gobay dan Julianus Miagoni, dan wilayah Anim Ha yaitu Frits Tabo Wakyasu, Maria Elizabeth Kaize. (*)

Related posts

Leave a Reply