Papua No. 1 News Portal | Jubi
Nabire, Jubi – Sesepuh persekutuan Muhabeth Syalom Kabupaten Nabire, Tomas Siwalete, mengatakan pengurus yang baru dilantik hendaknya mencontoh dan meneladani pengalaman dari pengurus lama. Namun jika kurang berkenaan dalam pelayanannya, tugas pengurus baru untuk memperbaiki.
“Harus belajar dari pengalaman pengurus lama, tapi kalau kurang pas dalam pelayanan maka tugas pengurus baru untuk memperbaiki. Tetapi, jika pengurus lama bekerja bagus, artinya tugas pengurus baru harus lebih bagus lagi dalam pelayanan,” ujar Siwalete, saat melantik persekutuan Muhabeth Syalom Kabupaten Nabire periode 2019–2022, akhir pekan lalu.
Dikatakan Tomas Siwalete, program persekutuan menghimpun masyarakat Maluku Tengah yang beragama Kristen dari dedominasi gereja adalah lebih berfokus pada pelayanan membantu orang yang duka, sakit, dan lebih cenderung pada pelayanan sosial dan diakonia.
“Sehingga kita ada pelayanan kerohanian yakni ibadah rutin setiap hari Minggu,” terangnya.
Tomas Siwalete mengatakan saat ini jumlah keluarga yang terbangun dalam persekutuan sebanyak 370 Kepala Keluarga (KK), dari berbagai gereja seperti GKI, Kingmi, dan lain-lain.
Pendeta Linda Upessy, dalam khotbahnya mengatakan ada kriteria dengan cara memilih, kriteria itu bukan kriteria manusia tetapi kriteria Tuhan. Sehingga, jika kriteria Tuhan maka hal itu dibuktikan tidak hanya melayani Tuhan, tetapi hati yang taat kepada Tuhan.
“Ini pekerjaan untuk melayani Tuhan melalui manusia,” ujarnya.
Ketua Muhabeth Syalom periode sebelumnya, Denny Laturiu, berterima kasih sebab telah dipercayakan sebelumnya memimpin persekutuan. Dia berharap kepada pengurus baru untuk lebih meningkatkan pelayanan dari sebelumnya.
Ketua Muhabethn Syalom periode 2019-2022, Alfret Tatiratu, minta dukungan dan pastisipasi seluruh warga dalam menjalankan program pelayanannya.
“Saya minta kekompakan dan kerja sama, baik dari pengurus maupun seluruh warga Muhabeth Syalom sehingga persekutuan ini bisa solid dan lebih baik lagi ke depannya,” kata Tatiratu. (*)
Editor: Dewi Wulandari