Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Pemerintah Pusat (Pempus) melalui Panglima TNI dan Kapolri mengirim pasukan TNI dan Polri terutama Satuan Brimob ke Papua dengan kekuatan besar. Bukan untuk pengamanan tapi justru justru dinilai melakukan tindakan kekerasan berlebihan.
Hal itu diungkapkan Ketua Pemuda Gereja Baptis Papua, Sepi Wanimbo. Menurutnya, orang Papua yang berambut keriting dan berkulit hitam jangan jadikan binatang buruan.
“Saya pastikan bahwa menurut kaca mata aparat keamanan, orang yang rambut keriting dan kulit hitam orang asli Papua seperti binatang, burung lalu tembak sesuka hati terjadi di mana-mana di wilayah Papua,” ujar Sepi Wanimbo kepada Jubi, Jumat, (11/10/2019).
Baca Juga:
- Lima jenazah ditemukan di Mbua, tiga diantaranya perempuan. Diduga ditembak oknum TNI
- KNPB : Pernyataan Jokowi untuk bertemu hanya “buying time”
Ia mencontohkan persoalan pengungsian besar-besaran yang terjadi di Kabupaten Nduga sejak 2 Desember 2018 hingga saat ini, justru dinilainya didukung oleh Pempus melalui Panglima TNI dan Kapolri. Seolah dibiarkan untuk menghabisi rakyat Papua.
“Sebenarnya mereka (aparat) bukan kejar TPN-PB tapi yang korban banyak adalah rakyat sipil. Kita lihat hari ini masalah di Nduga aparat keamanan terus-menerus melakukan pengejaran kepada rakyat sipil. Rakyat sipil tinggalkan kampung halaman mereka, lalu mereka pergi jauh dari kampung mencari tempat untuk berlindung,” ujarnya.
Karena dikejar-kejar oleh anggota keamanan, rakyat kecil tidak nyaman, tidak bisa berbuat apa-apa. “Banyak yang korban jiwa sampai hari ini. Mencapai 189 jiwa yang meninggal tidak terhormat,” ucapya.
“Tak hanya itu tetapi sayang sekali generasi penerus Papua khusus Nduga korban dalam pendidikan, korban dalam pelayanan gereja, dan korban dalam pemerintahan,” kata Sepi.
Menurut Sepi, sebelum aparat keamanan dikirim ke Nduga, warga justru dapat beraktivitas dengan aman dan nyaman. “Itu selalu percaya diri dan selalu aman-aman saja dalam perlindungan dan pertolongan Tuhan Yesus,” katanya.
Peumee Yokaga, salah satu tokoh pemuda Papua juga membandingkan bandingkan dengan Provinsi lain di Indonesia berkaitan dengan jumlah anggota pasukan TNI-Polri sangat kurang sehingga rakyat selalu melakukan aktivitas selalu aman dan nyaman.
“Minta kepada Pemerintah Pusat tarik pasukamu yang sedang beroperasi di Papua khusus Kabupaten Nduga dan Kabupaten lainnya di Papua,” katanya.
“Hebat dan luar biasa kepada Pemerintah Pusat punya pengalaman besar yaitu menyelesaikan masalah konflik atau masalah di Timor Leste dengan melalui Dialog. Kenapa Papua tidak?,” ujar dia. (*)
Editor: Syam Terrajana