Papua No.1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Keberadaan rumah baca dan sekolah adat menjadi sarana pembelajaran untuk meningkatkan kreativitas anak. Pemerintah Kabupaten Jayapura terus mendorong pengembangan secara kolaboratif sarana pembelajaran nonformal hingga ke kampung-kampung.
“Selain pendidikan formal, anak-anak dituntun untuk mengembangkan kreativitas melalui pembelajaran di rumah baca, sekolah adat, dan sanggar seni budaya. Pembelajaran tersebut diharapkan menghasilkan sumber daya manusia berkualitas di masa mendatang,” kata Bupati Mathius Awoitauw, Kamis (22/7/2020).
Pernyataan Awoitauw tersebut berkaitan dengan Hari Anak Nasional yang diperingati setiap 23 Juli. Dia mengklaim pemerintah setempat memberi perhatian penuh terhadap hak anak, terutama dalam lima tahun terakhir.
“Kabupaten Jayapura didorong (dicanangkan) menjadi kabupaten layak anak sejak lima tahun silam. (Perwujudan) kabupaten layak anak dimulai dari kampung sehingga harus didukung oleh warga dan pemerintah kampung,” kata Awoitauw, seusai peringatan 47 Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), di Kampung Doyo Baru, Waibu.
Dia melanjutkan kolaborasi dalam membangun fasilitas ramah anak, di antaranya diwujudkan melalui rumah baca di Kampung Yoboi, dan sekolah adat di Kampung Hobong. Pembangunan dan pengelolaan fasilitas tersebut melibatkan sejumlah lembaga swadaya masyarakat.
Namun, menurutnya, upaya tersebut tidak bakal efektif tanpa dukungan dari keluarga. “Sebagian besar waktu anak dihabiskan bersama keluarga. Karena itu, keluarga menjadi kunci kesuksesan anak-anak.”
Pemilik Rumah Baca Yoboi Henny Felle Tokoro mengaku pemerintah setempat sangat memperhatikan pengembangan rumah baca mereka. Aktivitas anak-anak pun berjalan relatif normal selama pandemi Covid-19.
“Kami belajar hasta karya, membaca, dan menulis serta bimbingan spiritual. Kami berharap perhatian ini (dari Pemerintah Kabupaten Jayapura) tetap berjalan demi kepentingan anak-anak,” kata Tokoro. (*)
Editor: Aries Munandar