Papua No. 1 News Portal | Jubi
‘Pemuda Katolik harus kritis di tengah situasi krisis”
Jayapura, Jubi – Karteker Pemuda Katolik di beberapa daerah atau komisariat cabang (komcab) diminta agar dapat menghidupkan kembali organisasi yang sudah lama vakum.
Hal itu dikatakan Ketua Pemuda Katolik Komisariat Daerah (Komda) Papua, Alfonsa Jumkon Wayap, saat diwawancarai Jubi di Jayapura, Minggu (4/8/2019).
Menurut Wayap hal ini sudah disepakati dalam rapat pleno di Abepura, Kota Jayapura, Sabtu (3/8/2019), yang dihadiri 35 pengurus.
Dalam rapat pleno dibahas antara lain, penentuan komposisi kepanitiaan dan penentuan waktu pelaksanaan rapat kerja daerah (rakerda) Pemuda Katolik Komda Papua. Sesuai kesepakatan bersama bahwa rakerda bakal digelar di Keerom, 27-29 September 2019.
Pembahasan kedua, ditetapkan enam karteker komisariat cabang (komcab), di antaranya, Hendrikus Yeimo sebagai karteker komcab Nabire, Dominggus Badi (Deiyai), Yustinus Asso (Jayawijaya), Daniel Ndiwaen Mahuse (Kota Jayapura), Gabriel Waromri (Keerom), dan Sebastian Akyap (Mamberamo Raya).
Setelah menerima mandat, keenam karateker juga diharapkan dapat melakukan konsolidasi internal di daerahnya masing-masing.
“Kembali ke daerah dan segera lakukan konsolidasi persiapan musyawarah cabang dan masa penerimaan anggota baru,” kata Wayap.
“Visi besar organisasi ini adalah melakukan reorganisasi seluruh Komcab Pemuda Katolik kabupaten dan kota di Papua,” lanjut Wayap, sembari menyampaikan dukacita mewakili Pemuda Katolik Papua, atas meninggalnya Uskup Timika dan Administrator Apostolik Keuskupan Agung Merauke, Mgr. John Philip Saklil Pr.
Dia juga berharap agar setiap pemuda yang terlibat dalam organisasi ini dapat melihat persoalan sosial di lingkungan sekitarnya. Pemuda Katolik, tidak cukup hanya berkomentar di media massa dan media sosial, tetapi juga terlibat aktif dalam aksi nyata bagi masyarakat.
“Pemuda harus kritis di tengah situasi krisis. Itu akan dijabarkan dalam rakerda nanti,” ujar Alfonsa Wayap.
Ketua panitia rakerda, Simon Petrus Bame, mengatakan langkah pertama yang akan dilakukan adalah melengkapi komposisi kepanitiaan, kemudian diusulkan kepada ketua dan sekretaris Komda Papua, untuk menerbitkan SK kepanitiaan sebagai legalitas untuk bekerja.
“Langkah selanjutnya terkait isu yang akan dibahas pada Rakerda kali ini adalah isu Tanah Papua dan persoalan di Keerom sebagai daerah perbatasan langsung dengan PNG,” kata Bame.
Agustinus Kadepa yang ditunjuk menjadi karteker Komcab Paniai siap melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai ajaran sosial gereja.
“Kita sebagai kaum awam bertugas untuk melaksanakan berbagai hal dan terus berpatokan pada ajaran sosial gereja (ASG),” kata Kadepa, yang selama ini terlibat dalam Gerakan Papua Mengajar (GPM).
Dirinya juga akan melakukan musyawarah cabang sesuai mandataris organisasi.
Di Kabupaten Paniai terdata sebanyak sepuluh anggota. Dirinya akan melakukan sosialisasi tentang Pemuda Katolik di daerah tersebut.
Sedangkan karteker Komcab Nabire, Hendrikus Yeimo, mengatakan pihaknya pertama-tama akan melakukan audiensi dengan pastor paroki Kristus Sahabat Kita Nabire, paroki Kristus Raja Nabire, dan stasi-stasi, serta pemerintah daerah Nabire dan TNI/Polri.
Usai audiensi juga dirinya siap melakukan sosialisasi melalui media massa tentang keberadaan organisasi ini. Untuk diketahui, pihaknya sudah mendata sebanyak sepuluh anggota Pemuda Katolik Komcab Nabire.
“Tahapan selanjutnya kami akan gelar seminar sehari, dan memasukkan musyawarah komisariat cabang Pemuda Katolik Nabire,” kata Hendrikus Yeimo.
Sekretaris Pemuda Katolik Komda Papua, Donatus Waromri, menegaskan bahwa program kerja harus realistis dan kontekstual dan dapat memberikan dampak pada masyarakat demi Bonum Communne (kesejahteraan bersama).
Waromri mengingatkan bahwa organisasi ini adalah rumah bersama pemuda Katolik, sehingga harus berkontribusi pada Tanah Papua.
Salah satu senior Pemuda Katolik, Marianus Komanik, mengharapkan agar Pemuda Katolik bangkit dan menjalankan amanat sesuai dengan peraturan organisasi, agar mengembalikan roh organisasi Pemuda Katolik. (*)
Editor: Kristanto Galuwo