Papua No. 1 News Portal | Jubi
Manokwari, Jubi – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat mengimbau kapal pesiar yang masuk ke wilayah perairannya melibatkan pemandu wisata lokal.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Papua Barat, Yusak Wabia, di Manokwari, Senin (30/12/2019), mengemukakan pentingnya penggunaan jasa pemandu lokal juga menghindari kecelakaan seperti menabrak terumbu karang.
Ia mengatakan pemandu lokal lebih mengetahui kondisi wilayah mereka sehingga akan menghindari daerah-daerah yang rawan menimbulkan kecelakaan.
“Hanya masyarakat lokal yang mengetahui pasti kondisi wilayah dan cuaca laut daerah mereka sendiri. Mereka juga menjaga terumbu karang yang menjadi sumber kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Ia meminta kapal pesiar yang masuk ke wilayah Papua Barat, terutama Kabupaten Raja Ampat, menaati peraturan yang berlaku di daerah tersebut serta melibatkan masyarakat lokal yang menjadi pemandu wisata.
“Dengan melibatkan masyarakat lokal yang menjadi pemandu wisata kapal pesiar akan nyaman berwisata begitu pula perekonomian masyarakat lokal akan meningkat,” tambah dia.
Sebelumnya, Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, Ranny Iriani Tumundo, menyayangkan peristiwa kandasnya kapal Aqua Blu di atas terumbu karang Pulau Wayag.
Ia menyampaikan sesuai aturan kapal pesiar yang melakukan perjalanan wisata di Raja Ampat, wajib memberitahukan pemerintah daerah setempat dan memenuhi persyaratan administrasi sebelum mengunjungi destinasi wisata.
Tidak hanya itu, kapal pesiar yang masuk ke Raja Ampat wajib membayar retribusi Tanda Masuk Kawasan Wisata (TMKW) kepada pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
“Apabila kapal pesiar melakukan hal tersebut maka dinyatakan resmi melakukan perjalanan wisata di Raja Ampat. Selain itu, kapal pesiar juga harus mematuhi alur pelayaran dan melibatkan masyarakat lokal yang menjadi pemandu wisata, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti menabrak terumbu karang,” katanya. (*)
Editor: Dewi Wulandari