Pemilihan kepala kampung di Kota Jayapura diharapkan menjadi role model

Wakil Wali Kota Jayapura, Rustan Saru. - Jubi/Ramah

Papua No.1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Wakil Wali Kota Jayapura, Rustan Saru menginginkan pemilihan kepala kampung nantinya menjadi role model di Tanah Papua, karena terselenggara tanpa ada konflik, kegaduhan, dan penyimpangan.

Read More

“Selalu kawal untuk kelancaran pelaksanaan pemilihan kepala kampung, kita jaga, dan diwasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Rustan di Kantor Wali Kota Jayapura, Kamis (17/3/2022).

Dikatakan Rustan, panitia pemilihan kepala kampung tingkat kota dan kampung selalu memberikan yang terbaik mulai dari tahap pencalonan, pemilihan, hingga penetapan sehingga menghasilkan kepala kampung yang berinovasi, kreatif untuk mengubah kampung dan masyarakat menjadi lebih baik lagi.

“Semoga berjalan dengan lancar katena ini tolak ukur demokrasi pemilihan KPK di Tanah Papua. Tanggal 18-25 masa kampanye, setelah itu minggu tenang selama tiga hari, dan pada 1 April 2022 baru pemilihan,” ujar Rustan.

Kepala Dinas Pemerintahan Masyarakat Kampung (DPMK) Kota Jayapura, Makzi L Atanay mengatakan, pemilihan kepala kampung secara serentak yang akan dilaksankan 14 kampung di ibu kota Provinsi Papua, sangat diminati sehingga banyak yang mencalonkan diri.

“Satu kampung bisa sampai 5-10 orang calon. Mengalami peningkatan. Tentunya dengan ini dapat menghasilkan kepala kampung yang membawa perubahan pada kampung yang dipimpinnya,” ujar Atanay.

Dikatakan Atanay, banyaknya minat warga yang ingin menjadi kepala kampung bukan karena melihat besarnya anggaran yang dikucurkan di kampung, tetapi memiliki pola pikir untuk memajukan kampung dan menyejahterakan masyarakat yang dipimpinnya.

“Banyak potensi-potensi perekonomian yang bisa dikelola dan dimanfaatkan sebagai sumber peningkatan ekonomi, baik untuk menambah penghasilan kampung dan masyarakat semakin berdaya saing, mandiri, dan sukses,” ujar Atanay.

Atanay berharap siapa pun yang menjadi kepala kampung harus bisa membawa perubahan, semangat, dan motivasi untuk membangun kampung, bukan karena uang banyak tetapi setelah menjadi kepala kampung malah tutup mata.

“Kepala kampung memberdayakan masyarakat untuk kepentingan masyarakat, bukan untuk diri sendiri dan keluarga kepala kampung itu sendiri, tetapi merangkul semua masyarakat yang dipimpinnya demi kebaikan bersama,” ujar Atanay. (*)

Editor: Kristianto Galuwo

Related posts

Leave a Reply