Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Ketua Solidaritas Anti Miras dan Narkoba Kota Jayapura Anias Lengka meminta semua pemerintah daerah di Papua memangkas dan menutup pintu peredaran minuman beralkohol di Tanah Papua. Lengka menyatakan hanya pemerintah daerah yang serius menghentikan peredaran minuman beralkohol di Papua yang patut disebut sebagai pemerintah yang memiliki hati bagi orang Papua.
Lengka menyatakan berbagai masalah maupun kejahatan seperti kekerasan, konsumsi ganja, penularan HIV, perilaku seks bebas, kekerasan dalam rumah tangga, hingga pencurian terjadi karena orang mabuk setelah mengonsumsi minuman beralkohol.
“Maraknya peredaran minuman keras secara perlahan akan membawa kepunahan masyarakat, khususnya orang asli Papua. Jika pemerintah daerah diam, orang asli Papua akan punah,” kata Anis Lengka kepada Jubi di Jayapura, Kamis (2/5/2019).
Lengka juga menegaskan kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol merusak mental dan kecerdasan. “Minuman keras adalah racun buat kita. Jangan kita terus menerus dicengkeram minuman keras. Anak muda Papua juga harus meninggalkan minuman keras,” katanya.
Lengka mengajak seluruh generasi muda Papua untuk mengampanyekan penolakan terhadap minuman beralkohol melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, maupun layanan pesan singkat seperti Whatsapp. “Kita harus bersatu melindungi diri kita dari bahaya minuman keras yang bebas beredar di Tanah Papua,” kata Lengka.
Aktivis kepemudaan Yunus Morib menyoroti banyaknya kecelakaan lalu lintas di Tanah Papua yang disebabkan konsumsi minuman beralkohol. “Pemerintah harus serius dan konsisten menegakkan aturan (pembatasan peredaran minuman beralkohol di Papua. Jika demikian, saya yakin tingkat konsumsi minuman keras di Tanah Papua akan menurun,” kata Morib.(*)
Editor: Aryo Wisanggeni G