Papua No.1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano mengaku, pembatasan kapal masuk di pelabuhan sangat efisien dalam menekan penyebaran Covid-19. Hal ini dilakukan agar daerahnya kembali berada di zona hijau.
“Karena ada 30 persen atau 40 penumpang positif di kapal yang masuk ke Kota Jayapura lewat pelabuhan. Kalau lokal tidak ada sama sekali. Lokal nol, yang menyumbang Covid paling banyak dari penumpang kapal,” ujar Tomi Mano di Kantor Wali Kota Jayapura, Rabu (9/3/2022).
Dikatakan Tomi Mano, efektivitas penanganan Covid-19 dengan membatasi jumlah kapal masuk sangat berdampak. Hal itu terlihat dengan semakin berkurangnya warga yang terpapar dan angka kesembuhan semakin tinggi.
“Makanya itu (kapal) saya batasi dari enam kapal menjadi tiga dalam satu minggu yang masuk ke Kota Jayapura, dan bongkar muat harus siang tidak boleh malam. Pemeriksaan PCR dan Antigen terus dilakukan, kalau ada yang reaktif atau positif langsung diamankan di LPMP Papua atau rumah sakit,” ujar Tomi Mano.
Menurut Tomi Mano, 30 persen penumpang kapal yang terpapar Covid-19 membeli tiket lewat calo, bukan melalui Pelni sehingga banyak warga yang ditemukan positif tidak memiliki identitas jelas.
“Ini susah kami lacak keberadaanya. Yang saya takutkan kalau mereka ini keluar bebas berbaur dengan masyarakat sehingga menyebarkan Covid, tapi sekarang kami sudah perketat kalau tidak memiliki identitas jelas kami kembalikan ke daerah asalnya masing-masing,” ujar Tomi Mano.
Tomi Mano berharap warga memiliki kesadaran untuk tetap mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 ini, seperti memakai masker, menjaga jarak, meningkatkan imun tubuh, makan makanan sehat dan bergizi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Ni Nyoman Sri Antari mengatakan, melonjaknya kasus Covid-19 di 2022 karena klaster pelabuhan akibat banyaknya warga yang datang tanpa memperketat protokol kesehatan.
“Pernah kami periksa 200 sampel PCR, ada yang terpapar 38 orang. Sebagian besar sudah divaksin. Banyaknya penumpang kapal membuat kami kewalahan sehingga yang lolos dari pemeriksaan PCR bisa bergerak bebas,” ujar Antari.
Antari menambahkan bila terjadi gejala-gejala seperti batuk, demam, dan flu yang tidak kunjung sembuh, agar segera mendatangi puskesmas atau rumah sakit supaya segera ditangani, namun bila terbukti terpapar Covid-19 langsung dilakukan penanganan lebih lanjut.
“Kesadaran dan kepedulian kita semua sangat penting untuk memutus angka penyebaran Covid-19 ini. Jangan malu, jangan takut untuk memeriksakan diri karena ini demi kebaikan kita semua,” ujar Antari. (*)
Editor: Kristianto Galuwo