Papua No.1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Pembangunan infrastruktur penunjang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 harus tetap memerhatikan dampak lingkungan. Keduanya sama-sama penting.
“Pembangunan jalan sangat penting (untuk mengatasi kemacetan). Namun, dampak lingkungan juga harus dipertimbangkan (diperhatikan),” kata tokoh masyarakat Kampung Nendali, Distrik Sentani Timur Pendeta Tony Wally, Senin (3/2/2020).
Salah satu jalan yang sedang dibangun untuk mendukung pelaksanaan PON 2020 di Kabupaten Jayapura ialah ruas Yabaso-Telaga Ria. Jalan tersebut berada di tepian Danau Sentani. Pembangunan jalan dikhawatirkan semakin menekan keseimbangan ekosistem kawasan.
Menurut Wally, saat ini saja terdapat sejumlah usaha yang diduga membuang limbah ke Danau Sentani. “Perusahaan (yang berada di pinggiran Danau Sentani) pasti membuang limbahnya ke Danau Sentani.”
Dia menekankan masyarakat pada prinsipnya tidak bermaksud menghalangi aktivitas pembangunan daerah. Mereka hanya ingin pemerintah mengantisipasi dampak pembangunan terhadap kelestarian lingkungan.
“Hutan sagu jadi hilang ketika jalan sudah ada (dibangun). Otomatis, lahan pekerjaan (bagi masyarakat) semakin sempit, dan pencemaran lingkungan semakin meningkat,” jelasnya.
Ketua Komisi B DPR Kabupaten Jayapura Eymus Weya mengakui banyak masyarakat mengeluhkan aktivitas pembangunan infrastruktur PON 2020. Lahan ulayat dan hutan sagu banyak digusur untuk proyek pembangunan jalan alternatif.
“Pemerintah daerah (memang) sudah membayar (ganti rugi). Namun, dampak lingkungan dan ketersediaan (kelestarian) sagu (tetap) harus diperhatikan serius,” kata Weya. (*)
Editor: Aries Munandar