Pekei beri penghargaan noken UNESCO kepada sejumlah pihak di Tanah Papua

Noken Papua
Ilustrasi noken Papua. - Jubi/IST

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Direktur Lembaga Ekologi Papua, Titus Christ Pekei memberikan piagam penghargaan Noken UNESCO kepada sejumlah pihak di Tanah Papua, karena dinilai berkomitmen atas keberpihakan dan perlindungannya terhadap noken. Sejumlah pihak yang diberikan piagam noken itu berasal dari institusi pemerintah, baik provinsi, maupun kabupaten/kota di dua provinsi ujung timur Indonesia ini, legislator dan media massa.

“Piagam penghargaan itu kami berikan atas komitmen dan keberpihakan mereka, baik secara pribadi, maupun secara institusi, untuk melindungi noken,” kata Pekei kepada Jubi di Kota Jayapura melalui ponsel, Kamis (17/3/2021).

Read More

Pekei mengaku belum memastikan tanggal pemberian piagam penghargaan noken tersebut. Namun, dia memperkirakan bahwa dalam waktu dekat pihak-pihak tersebut  akan dikunjungi untuk diberikan piagam penghargaan.

Baca juga: Pekei temui Uskup Jayapura minta berkati noken UNESCO

“Ini mau mengingatkan bahwa jabatan sebagai kepala daerah sedang mengemban amanah. Mereka memikul noken. Awas noken robek,” katanya.

Pemberian piagam itu direncanakan oleh pihaknya sejak tahun 2018 dan ulang tahun kesembilan pengakuan noken oleh UNESCO pada tahun 2021.

Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan PBB atau United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), 4 Desember 2012 di Prancis mencatat noken sebagai warisan budaya takbenda. Pengakuan itu diterima dan dicatat PBB setelah anak koteka asal wilayah adat Meepago, Pekei berjuang selama lebih dari setahun melakukan penelitian di tiap wilayah adat di Tanah Papua.

Baca juga: UNESCO dorong upaya pelestarian noken Papua

Selain UNESCO, noken juga dicatat dan masuk dalam Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI). Pada Oktober 2013 sebanyak 652 noken dibuat oleh 350 mama Papua berhasil menyabet rekor MURI. Manajer MURI ketika itu menyebutkan, noken memenuhi empat kriteria, yaitu, unik, paling atau ter- dan langka. Pada peringatan hari ulang tahun Kemerdekaan RI tahun 2016, noken sepanjang 15 meter dan lebar 10 meter yang dibuat mama-mama di Kampung Homfolo, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura dicatat MURI. Noken sebesar itu dibuat selama sebulan.

Pemimpin Redaksi Suarapapua.com Arnold Belau mengaku belum mendapat informasi tentang penghargaan dan piagam noken yang diberikan Direktur Lembaga Ekologi Papua, Titus Christ Pekei kepada pihaknya. Belau bahkan kaget karena belum memahami secara spesifik, kontribusi seperti apa yang dilakukan pihaknya untuk mengkampanyekan dan melestarikan noken Papua.

“Saya belum diberi tahu, kawan. Kalau soal pemberitaan, ya, memang kita sering bikin berita tentang pelestarian dan perlindungan noken Papua,” kata Arnold.

Baca juga: Ini pesan penggagas usulan noken sebagai warisan budaya tak benda UNESCO kepada Jokowi

Meski demikian, Belau berterima kasih kepada Titus Pekei atas perhatian dan apresiasinya kepada sejumlah pihak di Tanah Papua, termasuk media yang digawanginya, atas partisipasinya melestarikan dan melindungi noken. Maka dari itu, Arnold berharap agar setiap pihak di Tanah Papua selalu memakai noken Papua kapan pun, sebagai bentuk penghargaan terhadap karya kreatif mama-mama Papua.

Dia juga mengharapkan agar hutan Papua sebagai penyedia bahan baku noken dijaga atau dilestarikan. Salah satu medium untuk mengkampanyekan noken adalah media massa, sehingga para jurnalis dan media juga dituntut untuk memberikan ruang bagi kampanye pelestarian noken dan hutan Papua.

“Ya, percuma kita kampanye perlindungan noken kalau di sisi lain ada pihak-pihak yang rakus membabat hutan demi kepentingan kapitalisme. Marilah, kitong jaga kitong pu hutan ini,” kata Arnold Belau. (*)

Editor: Jean Bisay

Related posts

Leave a Reply