Papua No.1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw mengatakan seluruh aktivitas kebudayaan masyarakat di satu wilayah harus berjalan dengan memanfaatkan potensi yang tersedia. Oleh sebab itu, kampung adat sangat penting untuk merealisasikan semua aktivitas kebudayaan masyarakat.
Menurutnya, kebudayaan masyarakat lokal sangat banyak yang belum dimanfaatkan dengan baik seperti flora dan fauna, kuliner, ukiran, seni rupa, seni tari dan berbagai bunyi-bunyian alat musik, hingga suara-suara unggas dan alam yang disadur melalui sebuah karya seni.
“Potensi seperti ini yang kita sampaikan kepada Dirjen Kebudayaan dari pusat, yang datang untuk mendapat informasi seputar aktivitas budaya di masa pandemi, ” ujar Bupati Awoitauw di salah satu restoran ternama di Sentani Timur, usai menjamu Dirjen Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan RI bersama rombongan, Rabu (2/2/2022).
Dikatakan, potensi sumber daya yang dimiliki saat ini harus dipadukan dengan kerja-kerja semua stakeholder. Pemerintah daerah dengan keterbatasannya, akan kesulitan untuk menampung semua usulan masyarakat tentang aktivitas kebudayaan.
Oleh sebab itu, kata dia, generasi muda saat ini harus kembali ke kampungnya untuk memproteksi, mengangkat, dan mempublikasi semua potensi yang dimiliki melalui sistem digitalisasi yang sedang berkembang.
“Kalau mau bicara Papua sebagai tanah damai, maka kampung adat yang akan menjadi kekuatan untuk menjaga keutuhan, baik politik, ekonomi, sosial dan pemberdayaan masyarakat. Produk budaya kita seperti Festival Danau Sentani, Festival Bahari Teluk Tanah Merah, perayaan kebangkitan masyarakat adat, dan festival budaya atau pariwisata yang dilakukan oleh inisiatif masyarakat sendiri. Tenaga IT yang terbaik dari masyarakat lokal harus ada di kampung untuk mempublikasi semua produk budaya kita,” jelas bupati dua periode ini.
Bicara Otsus saat ini, kata Awoitauw, belum ada data yang akurat untuk menginventarisasi semua potensi kebudayaan masyarakat lokal. Selama ini data tidak jelas, sehingga sangat dibutuhkan potensi anak muda yang kreatif, untuk mendokumentasikan semua aktivitas budaya.
“Pace Mace Admin TIK (Pemantik) yang di dalamnya menampung anak-anak muda dengan visi dan misi yang jelas. Kebudayaan, pariwisata, ekonomi kreatif, usaha masyarakat didokumentasi dan dipublikasikan secara online oleh mereka (Pemantik), hal ini sudah saya sampaikan kepada Dirjen Kebudayaan,” ucapnya.
Sementara itu, Dirjen Kebudayaan, Hilman Farid, sangat mengapresiasi inisiatif masyarakat lokal dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal, melalui kegiatan budaya yang rutin dilaksanakan selama ini.
Farid menjelaskan, pandemi corona secara global sangat berdampak kepada para pelaku seni dan budaya. Banyak lahan kerja harus dihentikan seperti penata panggung, event organizer profesional pun banyak yang kehilangan kerja. Akan tetapi kreativitas dan aktivitas seni dan budaya di setiap kelompok dan individu masih terus berlangsung. Upaya pemerintah pusat saat ini melalui digitalisasi, yang menampilkan konten-konten budaya melalui televisi yang disiarkan ke seluruh Indonesia.
“Harapan kita, pemerintah daerah harus terus memberikan dukungan terhadap kreativitas anak muda, untuk terus menghadirkan karya dan seni dari setiap kampung dan tempat di mana mereka berada,” ujarnya. (*)
Editor: Kristianto Galuwo