Pedagang sebut pasokan beras Koya kosong

Pedagang beras di Pasar Youtefa sedang melayani pembeli. - Jubi/Ramah
Pedagang beras di Pasar Youtefa sedang melayani pembeli. – Jubi/Ramah

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Pedagang beras di Pasar Youtefa mengaku saat ini pasokan beras lokal dari Koya, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, sedang kosong. Kekosongan pasokan ini sudah berlangsung lima bulan.

Read More

“Baru tahun ini terjadi. Tidak seperti biasanya. Biasanya agen yang telepon, tapi sekarang ini saya yang harus telepon agen untuk menanyakan keberadaan beras Koya,” ujar pedagang beras, Ian, kepada Jubi, Rabu (27/11/19).

Diakui Ian, setiap kali menghubungi agen atau penyalur, mereka mengatakan stok beras belum ada karena belum panen.

Penjualan beras Koya sama dengan beras lainnya. Misalnya, penjualan beras bulog dengan berat 50 kilogram bisa habis 10 karung dalam waktu dua minggu, begitu juga dengan beras Koya.

Dikatakan Ian, minat masyarakat untuk konsumsi beras lokal lumayan tinggi. Rata-rata dipakai untuk bubur bayi dan lansia karena teksturnya lebih lembut bila dibandingkan beras lain.

“Bulirnya masih kurang bagus karena masih ada yang patah-patah. Satu kilo saya jual 13 ribu rupiah. Pengambilan dari agen Rp 11,500 per kilogram. Beras dari Koya cuma ada satu jenis yaitu cap Angsa Putih,” jelas Ian.

Pedagang lainnya, Jamaluddin mengatakan meski stok beras lokal sedang kosong, harga beras Koya tetap stabil, yaitu 13 ribu rupiah per kilogram.

“Saya sudah lama jualan beras Koya tapi baru tahun ini mengalami kekosongan stok. Saya khawatir kelangkaan beras Koya karena kalah bersaing dengan beras dari luar Kota Jayapura,” ujar Jamaluddin.

Jamaluddin berharap agar pemerintah segera memperbaiki pengadaan bera, sehingga keberadaan beras Koya selalu tersedia di pasar modern maupun tradisional, karena daerah Koya sebagai salah satu penghasil beras lokal.

“Salah satu solusi untuk mengatasi kelangkaan adalah dengan menerapkan kuota atau stok, jadi bila sedang tidak panen masih ada stok yang bisa dijual hingga masa panen,” jelas Jamaluddin.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Jayapura, Jean Hendrik Rollo mengatakan, pada awal Oktober 2019 sudah ada panen sehingga stok beras tersedia.

“Beras Koya terserap bagus di pasar. Kalau 560 hektare sawah maka produksi berasnya 1200 ton satu kali musim tanam atau tiga bulan. Beras Koya paling lama bertahan selama dua bulan di pasar, lebihnya itu sudah habis,” jelas Jean. (*)

 

Editor: Kristianto Galuwo

Related posts

Leave a Reply