PDAM Jayapura akui debit air belum normal

Foto Ilustrasi. -Tempo.co
Foto Ilustrasi. -Tempo.co

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jayapura, Provinsi Papua, Entis Sutisna menyebutkan hingga kini debit air di daerah itu belum normal, masih mengalami penurunan.

Read More

“Hingga kini debit air di Jayapura belum normal. Contoh di Angkasa, Jayapura, sumber airnya dari Kali Anafre. Hingga kini warga yang berdomisili di Angkasa mengaku masih terjadi penurunan air yang dikonsumsi warga,” kata Entis di Jayapura, Kamis, (19/12/2019).

Lanjut dia, karena memang kondisi air yang masuk kecil, ada penurunan debit air hampir 50 persen dari kapasitas 70 liter per detik dan itu hanya berkisar 20 liter sampai 30 liter yang bisa dimanfaatkan. Sehingga warga yang tinggal di Angkasa sudah kesulitan air.

Kemudian, menurut dia, ada juga di intek Bhayangkara, Jayapura yang melayani warga di sekitar Dok II, RSUD Jayapura dan juga warga yang tinggal di Bahayangkara. Debit air yang terpasang di Bhayangkara sekitar 15 liter per detik, kini nyaris nol.

“Kalau sudah tidak hujan lagi sekitar seminggu ini nyaris kita sudah tidak lagi berproduksi. Selain di Bhayangkara, belum lagi intek air di daerah Entrop pun sama,” katanya.

Dia mengatakan, di Entrop, Kota Jayapura, kapasitas air yang dimanfaatkan sebenarnya ada sekitar 80 liter per detik, namun yang ada hanya setengahnya saja yang bisa dimanfaatkan.

“Kemudian, kita juga lihat ke sumber air di Borgonji, di Abepura, Kota Jayapura. Borgonji ini kan melayani warga yang tinggal di Abepura, Tanah Hitam, kemudian di perumahan Kampung Buton, Skyline, Kampung Tobati dan Enggros,” ujarnya.

“Kini, debit air yang masuk ke Borgonji itu nyaris sudah tidak bisa kita manfaatkan, jadi hanya ada lima liter per detik dan tekanan pun tidak akan mampu menjangkau sampai di Skyline,” katanya.

Selanjutnya, sumber air di wilayah Kampwolker, Perumnas III Waena, juga sama. “Kampwolker yang melayani warga di sekitar Abepura dan Kotaraja itu dulunya sekitar 80 liter per detik, kini hanya 50 liter per detik yang dimanfaatkan,” katanya. (*)

 

Editor: Kristianto Galuwo

Related posts

Leave a Reply